Tekan Angka Pengangguran dengan Kemudahan Permodalan UMKM
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni
Owner Deputroe Coffee, Dedi Ikhwani. [IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Data BPS Aceh menyebutkan per Agustus 2020 sebanyak 167 ribu orang menjadi pengangguran, setara dengan 6,59 persen. Angka ini naik 19 ribu orang dari Agustus tahun sebelumnya.
Keadaan ini diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19 dan resesi akibat pertumbuhan ekonomi yang minus dalam dua kuartal berturut-turut yaitu kuartal II dan kuartal III tahun 2020 minus 5,32 persen dan minus 3,49 persen.
Menanggapi hal itu Owner Deputroe Coffee, Dedi Ikhwani mengatakan, naiknya angka pengangguran salah satunya banyaknya perusahaan gulung tikar yang berdampak kepada PHK sejumlah karyawan.
"Saya pada prinsipnya selaku penggiat UMKM di Aceh agak kurang sependapat dengan adanya bantuan yang sifatnya hibah dalam bentuk uang tunai seperti itu BLT dan lainnya. Harusnya dana yang besar digelontorkan Pemerintah itu diberikan saja ke sektor riil," jelas Dedi saat dihubungi Dialeksis.com, Minggu (8/11/2020).
"Dana itu kalau diarahkan ke akses permodalan kredit usaha rakyat (KUR) misalnya, kemudian besaran bunganya diturunkan hingga 3% maka ini akan sangat membantu UMKM dalam menghidupi usahanya, dan PHK karyawan pun dapat dihindari, seperti kondisi lainnya bagaimana biaya mobilitas produk antar daerah atau Provinsi di Indonesia lebih cepat dan murah," tambahnya.
Karyawan selama ini banyak terkena PHK, lanjutnya, akibat perusahaan tidak mampu membayar gaji pekerjanya. Hal ini disebabkan karena tidak sebanding atara pendapatan dan cost produksi, karena tingkat persaingan dengan produk luar juga sangat tinggi.
"Produk kita lebih tinggi cost-nya atau biaya produksinya. Salah satu penyebabnya karena bunga bank tinggi. Padahal kita punya nilai saing dengan negara tetangga bila ini dilakukan terintegrasi. Mereka negara lain, misal China, Vietnam, Thailand mudah sekali akses permodalan seperti itu, sehingga ketika produk yang sama misal beras dan kebutuhan pangan lainnya mereka lebih murah," jelas Dedi.
Dengan kemudahan akses permodalan ini, kemudian bunganya dibuat rendah, maka UMKM dapat membesarkan usahanya dan membayar karyawannya untuk tetap bekerja. Intinya sama-sama mendapat manfaat," tambahnya.
Selanjutnya, Owner Deputroe Coffee itu juga menyarankan agar masyarakat dapat memanfaat kemajuan teknologi dan digital saat pandemi ini. Hal itu bisa dilakukan dengan berjualan secara online seperti menjadi reseller atau memproduksi makanan ringan.
Kemudian, lanjut Dedi, lahan pekarangan di sekitar rumah bisa dimanfaatkan dengan menanam sayur-sayur, tomat, cabai dan kebutuhan pokok lainnya, Hal ini dapat menghemat pengeluaran untuk kebutuhan pokok selama pandemi dan resesi berlangsung.
"Di balik semua ini pasti ada peluang yang bisa dihasilkan. Yang terpenting jangan malas, apalagi cuma main game dan duduk nongkrong seharian untuk kegiatan yang kurang produktif. Generasi muda harus kerja, kreatif dan inovatif, kalau tidak kerja ya tidak dapat uang. Itu saja kuncinya supaya bisa survive," ujar Dedi yang juga sedang menimba ilmu di Prodi Magister Agribisnis Unsyiah.
"Kemudian kebijakan dibuat pemerintah ke depan supaya masyarakat lebih kreatif dan inovatif. Bukan malah bikin orang tambah malas dengan bantuan sosial yang kadang-kadang kurang tepat sasaran dan penuh spekulasi," pungkasnya.