Terima Kunjungan PT PI dan PT PIM, Kadin Aceh Dorong Kemitraan dan Kerjasama
Font: Ukuran: - +
PT. PI, PT PIM dan Kadin Aceh saling bertukar cenderamata dan souvenir. [Foto: dok. Kadin Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Umum Kadin Aceh, Ir. H. Muhammad Iqbal, Kamis (27/6/2024), menerima kunjungan rombongan PT Pupuk Indonesia (PT PI) didampingi oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), Bertempat di Ruang Ketua Umum Kantor Kadin, Gedung Balee Saudagar Aceh di jalan Taman Makam Pahlawan, Kampung Ateuk Pahlawan Banda Aceh.
Rombongan dipimpin Vice President Perkebunan I, PT PI, Khairudin. Dalam paparannya, menyampaikan kondisi perkembangan produksi dan sistim distribusi pupuk Indonesia.
"Kapasitas produksi sampai dengan saat ini tahun 2024, mencapai 14 juta ton." ucapnya.
Kapasitas itu, lanjut dia, terdiri atas produksi pupuk urea sebesar 9,4 juta ton dan NPK sebesar 4,4 juta ton. Tak hanya itu, PT PI juga memproduksi bahan kimia berupa amonia sebesar 7 juta ton. Dengan capaian produksi amonia itu, PT Pupuk Indonesia menempatkan perusahaan BUMN sebagai produsen amonia terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Pesaing terbesar adalah Qatar Gas dengan kapasitas produksi mencapai 3 juta ton amonia dunia. Secara peringkat PT Pupuk Indonesia menempati posisi enam besar," jelas Khairuddin.
Masih mengenai produksi, pupuk dengan basis nitrogen ini memiliki kontribusi yang signifikan pada produktivitas produk pertanian sebesar 56 persen, unsur lain yaitu phospate, berkontribusi pada produktivitas pertanian sebesar 29 persen dan kalium 15 persen.
Untuk produksi dan sistim logistik PT PI mengontrol produksi berbagai anak usahanya di beberapa daerah termasuk PT Pupuk Iskandar Muda. Sementara untuk pemasaran dan distribusi melalui anak perusahaan PT Pupuk Indonesia Niaga yang terbagi menjadi dua segmen yaitu Pupuk PSO (Publik Service Obligation), yang bersubsidi dan pupuk Komersil. Semua produksi bersumber dari anggota holding yaitu PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kalimantan Timur.
Ketua Umum Kadin Aceh, mengungkapkan kondisi perkebunan Aceh, antara lain kebun sawit. Aceh memiliki perkebunan kelapa sawit kurang lebih seluas 242.819 hektar yang dikelola oleh masyarakat dengan produksi tahunan sebesar 444.436 ton pada tahun 2020 dan lebih dari 60 pabrik Crude Palm Oil (CPO).
"Wilayah Pantai Barat Aceh merupakan kawasan perkebunan kelapa sawit terbesar di Aceh, sehingga sangat layak untuk menjadi perhatian produsen pupuk (PT PI, dll) terkait kontribusi pupuk terhadap produktivitas kebun sawit di Aceh, terutama kebun plasma, atau kebun petani", ungkap ketua umum kadin, Muhammad Iqbal.
Muhammad Iqbal juga menambahkan bahwa mekanisme pemasaran pupuk dalam negeri dan tujuan ekspor juga perlu disederhanakan sehingga lebih mudah dijangkau oleh mitra distributor, dan juga mitra rekanan (vendor).
Sementara itu, PT PIM sebagai anak perusahaan dari PT PI, menyampaikan bahwa produksinya saat ini sudah bertambah dengan selesainya di bangun pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan juga pengoperasian kembali Pabrik Urea PIM-1 berkapasitas 570 ribu ton.
PT PIM saat ini sudah memiliki divisi Agro Consultan yang dapat menjadi mitra petani pekebun untuk berkonsultasi guna mendapatkan konsep dan komposisi pemupukan yang ideal dengan kondisi tanah, iklim dan jenis tanaman.
Kesempatan tersebut juga didampingi oleh wakil ketua umum bidang perbankan dan keuangan, komtap luar negeri dan direktur eksekutif Teuku Jailani, SE.
Selama ini PT PIM dan Kadin Aceh juga sudah membina kemitraan yang sangat baik salah satunya melalui Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri (FKLPID) BPVP Kementerian Ketenagakerjaan RI, Banda Aceh, dalam program CSR (TJSLP) dan Kehumasan yaitu berbentuk pelatihan vokasi kepada masyarakat di lingkungan PT PIM.
"Kita harapkan ke depan dapat lebih ditingkatkan lagi juga untuk kerjasama dibidang lainnya, seperti mitra vendor dan distributor pupuk untuk para anggota Kadin", pungkas Teuku Jailani.
Mengakhiri kunjungannya PT. PI, PT PIM dan Kadin Aceh saling bertukar cendera mata, souvenir dan ditutup dengan sesi foto bersama. [*]