Terkesannya Aminullah Melihat Denpasar Tanpa Gepeng
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Denpasar - Setelah mengikuti serangkaian kegiatan dinas di Kabupaten Karangasem, Bali, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kota Denpasar, Senin (24/6/2019).
Di ibukota Pulau Dewata ini, Wali Kota Aminullah merasa terkesan karena tidak pernah melihat seorang gelandangan dan pengemis (Gepeng) yang berkeliaran. Penyanyi jalanan alias pengamen pun berpenampilan necis dan rapi.
"Sebagai kota wisata tujuan dunia, pemerintah dan masyarakatnya sadar betul jika keberadaan Gepeng hanya akan memberi nilai minus bagi daerahnya," kata Aminullah di sela-sela menikmati makan malam di Restoran Padang Sari Bundo didampingi istri Nurmiaty AR.
"Sudah ada beberapa tempat saya datangi, termasuk siang tadi di restoran Jembaran Bay Seafood. Semuanya bebas dari Gepeng, jadi benar membuat nyaman wisatawan maupun masyarakat sekitar," katanya.
Menurutnya, hal tersebut membuktikan jika sektor pariwisata bisa mendongkrak semua sektor usaha hingga pedagang kecil. "Perekonomian masyarakatnya terjamin sehingga tak perlu menjadi peminta-minta," katanya lagi.
Sementara itu, partisipasi masyarakat khususnya para pelaku usaha untuk tidak membiarkan Gepeng menjamur cukup kentara. "Pengusaha pertokoan maupun restoran memang tidak membenarkan adanya Gepeng berkeliaran atau meminta-minta di tempat usaha mereka."
Apa yang dilihatnya di Denpasar tersebut semakin membulatkan tekad Aminullah untuk menjadikan Banda Aceh bebas dari Gepeng. "Akhir-akhir ini memang banyak Gepeng masuk dari luar kota, dan ke depan hal itu tidak akan kita biarkan lagi," ungkapnya.
Sebagai langkah maju, Pemko Banda Aceh telah membuka call center khusus untuk menampung keluhan warga dan pelaku usaha terkait aktivitas Gepeng tak terkecuali anak punk yang meresahkan. "Call center-nya 08126902164 untuk Satpol PP/WH dan 08116789309 untuk Dinas Sosial."
Masih menurut Aminullah, Banda Aceh bebas Gepeng perlu diwujudkan segera mengingat semakin banyaknya wisatawan yang datang berkunjung. "Saya juga mengimbau masyarakat agar tidak meladeni Gepeng yang hanya akan membuat mereka menjadi manja."
Hal lainnya, ia juga terkesan dengan restoran-restoran di Denpasar yang menyajikan seni budaya Bali untuk menghibur para tetamu. "Sementara penyanyi jalanan dibolehkan dengan ketentuan bersih, berseragam, dan lengkap dengan alat musik yang sesuai standar," katanya.
"Di restoran Jembaran Bay misalnya, kepada seniman disediakan tempat khusus untuk tampil dan mareka dibayar oleh pihak restoran secara tetap, di samping juga diberikan oleh para pengunjung restoran," katanya lagi.
"Saya kira hal ini bisa juga kita terapkan di Banda Aceh karena seni budaya kita luar biasa kaya dan unik-unik semua. Jika diberikan ruang tampil yang representatif, saya yakin para seniman termasuk penyanyi jalanan akan lebih sejahtera," pungkasnya. (jun)