Terpilih Jadi Peserta Pejuang Muda Kemensos, Hairil: Saya Nggak Nyangka
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Hairil, Mahasiswa STKIP BBG Banda Aceh. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hairil, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Bina Bangsa Getsempena (BBG) Banda Aceh terpilih menjadi salah satu peserta Program Pejuang Muda yang diadakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Hairil mengaku tidak menyangka bisa lulus menjadi salah satu peserta Program Pejuang Muda, karena ada lebih 11 ribu pendaftar se-Indonesia, namun hanya sekitar 4 ribu mahasiswa yang diterima.
Mulai dari proses seleksi yang cukup ketat, ada seleksi administrasi berupa seleksi CV, Essay, IPK dan lain-lainnya. Sementara itu, seleksi kualitatif berupa seleksi yang mencakup skill analisa, leadership, problem solving, public speaking dan kekompokan.
"Benar-benar nggak nyangka bisa terpilih dan senang sekali serta bangga. Kedepan nantinya bisa berkontribusi lebih untuk masyarakat," ujarnya dengan penuh semangat kepada Dialeksis.com, Jumat (15 Oktober 2021).
Hairil menjelaskan, pada saat mendaftar dirinya diharuskan menulis essay yang bertemakan solusi yang ditawarkan setiap peserta untuk menyelesaikan permasalahan, baik di sektor ekonomi, lingkungan dan berkenaan dengan Sustainable Development Goals (SDGs),
"Peserta yang terpilih pastinya memiliki ide yang eksklusif dan efektif. Kemudian dari ide tersebut akan diimplementasikan, namun sebelumnya pasti ada proses pemetaan, penentuan tim dan tempat/tujuan. Dari 4 ribu peserta akan dikelompok dalam beberapa tim untuk bekerjasama mencapai tujuan, atau ide yang dipaparkan dalam essay," jelasnya lagi.
Tak hanya itu, pastinya semua peserta terpilih akan mendapatkan insentif uang tunai, dana hibah dan atribut dari Kemensos RI.
Namun, bagi Hairil, hadiah tersebut bukanlah orientasi dirinya untuk mengikuti ajang bergengsi itu. Baginya mendapatkan gelar sebagai salah satu pejuang muda itu sudah menjadi sebuah kehormatan dan bisa mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi dan mendedikasikan diri untuk masyarakat.
Hairil berpesan kepada seluruh anak muda Aceh, dimanapun berada sebanyak apapun pengalaman kalau tidak didedikasikan kepada orang lain, maka kamu belum berada di fase sukses, Jadilah anak muda yang dapat memberikan pengaruh positif kepada banyak orang.
"Dari apa yang telah kita dapatkan, selama menimba ilmu atau mengikuti berbagai kegiatan dan komunitas harus memberikan dampak kepada orang lain. Terutama mahasiswa yang dinobatkan sebagai Agent of Change, untuk itu kita harus memantaskan diri dengan gelar tersebut," tuturnya.
"Jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai, sama seperti era yang terus berkembang dan kita juga harus mengupgrade diri kita setiap harinya, jadi nggak ada kata-kata puas untuk mengupgrade level diri kita," tambahnya.
Jika kamu bisa mendedikasikan diri ke banyak orang dan bisa membawa pengaruh kepada orang lain, suatu hari disaat kamu sudah tiada namamu tetap akan abadi.
"Ada sesuatu yang kita tinggal bisa bermanfaat untuk orang lain, membuat orang mengingat nama kita, itu menjadi sebuah legesi dan warisan yang nggak bisa dielakkan atau warisan yang tidak dinafikan," pungkasnya.