Tidak Ada Bioskop, Warga Aceh Nonton Film Harus ke Medan
Font: Ukuran: - +
(Dokumentasi Pribadi/Amin Shabana)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Seorang warga Banda Aceh, Rezkia, mengaku dua bulan sekali pergi ke Medan, Sumatera Utara, hanya untuk menonton bioskop. Baginya, menonton merupakan hobi di kala menghilangkan penat dari aktivitas pekerjaan.
Bahkan ia bersama rekannya berdua pernah menghabiskan uang Rp5,6 juta hanya untuk pergi ke Medan pada pagi hari, lalu sorenya pulang kembali ke Aceh, hanya untuk nonton di bioskop.
"Pernah itu kita PP berdua. Pagi dari Banda Aceh naik pesawat ke Medan sampai sana nonton 2 film habis itu sore balik lagi ke Banda. Kami berdua itu totalnya sekitar Rp 5,6 juta untuk tiket pesawat, transportasi, makan dan lainnya," katanya.
Bioskop di Aceh dinyatakan tutup setelah bencana tsunami 2004 silam menghantam Tanah Rencong. Penutupan bioskop di Aceh dilatarbelakangi adanya dorongan kelompok yang menganggap kehadiran bioskop bertentangan dengan penerapan Syariat Islam.
Menurut Rezkia, keberadaan bioskop bukan hanya untuk melampiaskan hobi nontonnya, tapi juga bisa menjadi tempat hiburan bagi warga Aceh, yang rata-rata menghabiskan waktu di warung kopi. "Seminim-minimnya hiburan warga Aceh itu kini ya di warung kopi," bebernya.
Ia berharap Pemerintah Aceh bisa membuka bioskop, meskipun penontonnya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya, terlalu berlebihan jika menyebut bioskop jadi tempat pelanggaran syariat.
Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali, mengatakan, dulu ada rencana Pemerintah Daerah di Aceh yang meminta adanya tausiyah atau pandangan ke MPU untuk pembangunan bioskop di Aceh.
Hanya saja, sampai saat ini belum ada pemerintah daerah yang mengajukan secara resmi pandangan terkait bioskop itu ke MPU Aceh.
"Dulu pernah diminta tausiyah oleh Alm Pak Mawardi Nurdin (Mantan Walkot Banda Aceh), sekarang belum ada pemerintah yang mengajukan pandangan ke MPU Aceh terkait itu," kata Tgk Faisal Ali saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (16/3).
Ia menyarankan agar perihal keberadaan bioskop itu ditanyakan ke Pemerintah Aceh terlebih dahulu. "Mohon ditanya ke pemerintah dulu, apa mereka ada rencana buat bioskop atau tidak," ujarnya. [CNN Indonesia]