Tingkatkan Semangat Belajar, Rumoh Pangan Aceh dan RSAN Berbagi Tips Kuliah Luar Negeri
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Sharing Session Spesial Kemerdekaan dengan tema "Semangat Belajar, Putuskan Rantai Kemiskinan: Motivasi dan Sharing Pengalaman Belajar ke Luar Negeri," acara ini berlangsung pada Jumat (9/8/2024) di Aula UPTD RSAN Keutapang, Banda Aceh. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, Rumoh Pangan Aceh bekerja sama dengan UPTD Rumoh Seujahtra Aneuk Nanggroe (RSAN) Dinas Sosial Aceh menyelenggarakan acara bertajuk "Sharing Session Spesial Kemerdekaan."
Dengan tema "Semangat Belajar, Putuskan Rantai Kemiskinan: Motivasi dan Sharing Pengalaman Belajar ke Luar Negeri," acara ini berlangsung pada Jumat (9/8/2024) di Aula UPTD RSAN Keutapang, Banda Aceh, dimulai pukul 16.30 WIB hingga selesai.
Ketua Rumoh Pangan Aceh, Rivan Rinaldi, menjelaskan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk membangkitkan semangat belajar, terutama di kalangan anak-anak panti di Banda Aceh.
Menurutnya, anak-anak panti sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari jarak yang jauh dari orang tua, keterlantaran, hingga berbagai persoalan lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar mereka.
"Kami menyadari betapa pentingnya memberikan dukungan moral kepada anak-anak panti. Mereka sangat membutuhkan motivasi untuk belajar demi meraih cita-cita, mengingat kondisi yang mereka hadapi sehari-hari. Acara ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, mereka dapat menggapai mimpi-mimpi besar," ujar Rivan, yang merupakan alumni S2 dari Belanda dan pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika Serikat.
Acara sharing session ini diisi oleh lima pemateri yang telah menempuh pendidikan di berbagai belahan dunia. Mereka adalah sosok-sosok inspiratif yang berhasil menembus batas-batas geografis untuk menimba ilmu di luar negeri.
Kelima pembicara tersebut adalah Najid Akhtiar (S1 & S2 Mesir, Ketua Forum Mahasiswa Aceh Dunia (FORMAD)), Wildan Sani Rasyid (S2 Australia, Ketua Mata Garuda Aceh), Lilis Su’adah (Exchange di Amerika Serikat, EducationUSA Adviser), Virna Muhardina (S2 Australia & S3 Thailand, Dosen Universitas Serambi Mekkah), dan Zakiul Fahmi Jailani (S2 Belanda, Dosen Universitas Bakrie).
Mereka berbagi kisah perjuangan dan pengalaman selama menempuh pendidikan di luar negeri, mulai dari tantangan adaptasi budaya hingga pencapaian akademik yang gemilang.
Rivan berharap bahwa cerita-cerita inspiratif dari kelima pembicara ini dapat membuka wawasan dan memotivasi anak-anak panti untuk terus berusaha dan tidak menyerah dalam mengejar pendidikan yang lebih baik.
"Harapan kami, dengan mendengar langsung kisah sukses mereka yang telah belajar di luar negeri, anak-anak panti dan pelajar pada umumnya akan semakin terdorong untuk mengembangkan diri, memperkaya ilmu pengetahuan, serta menggapai cita-cita mereka. Ini juga merupakan langkah penting dalam memutus rantai kemiskinan di Aceh," jelas Rivan.
Rivan menegaskan bahwa kegiatan seperti ini tidak akan berhenti di sini. Pihaknya berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai instansi dan lembaga dalam menyelenggarakan sharing session di berbagai tempat, termasuk panti-panti yang ada di Banda Aceh, Aceh Besar, serta kabupaten/kota lainnya di Aceh.
Hal ini sejalan dengan visi-misi Rumoh Pangan Aceh dalam upaya mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan.
Acara Sharing Session Spesial Kemerdekaan ini bukan sekadar ajang berbagi pengalaman, tetapi juga sebuah gerakan untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Dengan kolaborasi yang kuat antara Rumoh Pangan Aceh, UPTD RSAN, serta berbagai pihak lainnya, diharapkan semangat belajar dan optimisme untuk meraih masa depan yang lebih baik akan terus berkembang di kalangan generasi muda Aceh.
Semangat kemerdekaan tidak hanya dirayakan dalam bentuk seremonial, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dimulai dari anak-anak panti yang memiliki potensi luar biasa.
"Kami ingin memastikan bahwa anak-anak di Aceh, terutama yang berada di panti asuhan, memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan tinggi dan mengubah nasib mereka. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin hal ini bisa terwujud," tambahnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Rumoh Seujahtra Aneuk Nanggroe (RSAN) Dinas Sosial Aceh, Michael Oktaviano, sangat mengapresiasi inisiatif Rumoh Pangan Aceh dalam menyelenggarakan acara ini.
Menurutnya, kegiatan ini sangat positif karena melibatkan anak-anak muda yang peduli terhadap pendidikan di Aceh dan berusaha untuk berbagi ilmu serta memotivasi generasi muda untuk belajar hingga ke luar negeri.
"Kegiatan ini sangat luar biasa, karena digerakkan oleh anak-anak muda yang memiliki semangat tinggi untuk memajukan pendidikan di Aceh. Mereka tidak hanya berbagi ilmu, tetapi juga menularkan semangat untuk belajar hingga ke luar negeri. Ini adalah contoh yang patut ditiru," kata Michael.
Lebih lanjut, Michael juga mengajak instansi pemerintah maupun swasta di Aceh untuk lebih memberdayakan potensi anak-anak Aceh yang berprestasi, terutama yang telah menimba ilmu di luar negeri.
Menurutnya, sumber daya manusia yang telah terasah di tingkat internasional dapat menjadi aset berharga bagi pembangunan Aceh di masa depan.
"Kita harus memanfaatkan potensi besar dari anak-anak Aceh yang telah berhasil menempuh pendidikan di luar negeri. Dengan memberdayakan mereka, kita bisa membawa Aceh ke arah yang lebih baik," ujarnya.
Michael juga menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi titik awal yang baik bagi banyak generasi muda Aceh untuk meraih mimpi mereka, termasuk kuliah di luar negeri.
"Saya berharap kegiatan ini bisa membangkitkan semangat belajar generasi Aceh. Selain itu, saya juga berharap pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya lebih memperhatikan pendidikan anak-anak Aceh dengan memberikan beasiswa, sehingga mereka bisa memperoleh pendidikan yang lebih baik di masa depan," tutupnya. [*]