Tradisi Meugang di Aceh Mengandung Nilai Budaya dan Sangat Sakral
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Budayawan, Tarmizi. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tradisi Ma’Meugang menjadi sebuah tradisi di Aceh yang kental akan nilai budaya, adat, dan toleransi ketika menjelang puasa atau bulan ramadhan.
Budayawan, Tarmizi menjelaskan, nilai adat tradisi Aceh ini mengandung nilai toleransi dan kebahagiaan bagi siapapun dia. “Nilai tersebut sudah diturunkan sejak dulu sekali,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Rabu (30/3/2022).
Kemudian, dirinya mengatakan, bagaimana masyarakat saat ini menghadapi Ma’Meugang ketika sedang ditimpa musibah ini yaitu Covid-19, ekonomi yang tidak stabil?.
“Dalam hal kebersamaan, orang Aceh, sangat menjunjung tinggi nilai Adat, Toleransi, dan kebahagian. Pada tradisi Ma’Meugang ini tentu masyarakat yang kurang mampu akan diberikan sedikitnya sedekah atau rezeki kepada mereka, bisa berupa sembako, uang, ataupun mengajak mereka makan bersama untuk menikmati sajian daging ketika Ma’Meugang ini,” jelasnya.
Hal ini, kata Tarmizi, sudah menjadi sebuah kebiasaan dan juga hal ini tidak lepas daripada Agama itu sendiri yang menjunjung tinggi nilai toleransi.
“Momentum ini merupakan kesempatan terbaik dalam melaksanakan proses Ma’Meugang ketika menyambut ramadhan,” tambahnya.
Menurutnya, tradisi Meugang di Aceh sangatlah sakral, karena mengandung nilai adat istiadat, Agama, Toleransi yang kuat. Sehingga, kata Dia, merupakan sebuah momentum untuk mempererat tali silaturahmi.
Nilai-nilai budaya dan adat tradisi di Aceh sangatlah kental, Tarmizi mengatakan, di masa pandemi yang masih saja belum ada habisnya ini harus juga harus diperhatikan dengan seksama.
“Tradisi Ma’Meugang ini tetap akan terlaksana, namun dalam hal ini masyarakat dan pemerintah juga harus bisa saling menjaga, dalam artian, masyarakat harus tetap disiplin Protokol Kesehatan seperti yang sudah diarahkan dan disampaikan oleh pemerintah sebelumnya,” pungkasnya. [ftr]