Tren LGBT di Aceh Meningkat, Pengaruh Medsos dan Budaya Asing Jadi Faktor Utama
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Psikolog Tengku Sheila Noor Faraza menilai medsos dan pengaruh budaya asing menjadi faktor signifikan maraknya fenomena LGBT. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fenomena peningkatan tren LGBT di Aceh kian menjadi sorotan. Meski provinsi ini menerapkan syariat Islam dengan ketat, angka kasus LGBT terus mengalami peningkatan. Psikolog Tengku Sheila Noor Faraza menilai bahwa media sosial (medsos) dan pengaruh budaya luar menjadi faktor signifikan dalam maraknya fenomena ini.
Menurut Tengku Sheila, media sosial memiliki peran besar dalam memengaruhi pola pikir dan perilaku anak muda. Berbagai konten, film, dan serial yang mengangkat tema hubungan sesama jenis semakin banyak diproduksi dan dikonsumsi oleh generasi muda.
“Konten-konten ini secara tidak langsung membentuk persepsi baru tentang hubungan antarindividu, termasuk LGBT,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Jumat (31/1/2025).
Ia juga menambahkan bahwa meskipun Aceh memiliki aturan ketat dalam pergaulan antara lawan jenis, interaksi sesama jenis justru lebih longgar.
“Di sini, pergaulan antara pria dan wanita diawasi lebih ketat dibandingkan sesama jenis. Hal ini tanpa disadari menciptakan intensitas kebersamaan yang lebih tinggi di antara mereka, yang pada akhirnya dapat menjadi faktor pendukung munculnya LGBT,” jelasnya.
Sasaran Kaum Muda
Tren LGBT dinilai lebih banyak menyasar kalangan muda, terutama pelajar dan mahasiswa. Tengku Sheila menjelaskan bahwa anak muda lebih aktif menggunakan media sosial dan cenderung menyerap banyak informasi dari berbagai sumber.
“Mereka lebih terbuka terhadap tren global dan ingin mencoba sesuatu yang sedang populer. Inilah mengapa banyak generasi muda yang akhirnya terjerat dalam fenomena LGBT,” katanya.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah lingkungan sosial yang membentuk pemahaman seseorang. Jika tidak mendapatkan edukasi yang cukup, anak muda bisa salah memahami tren yang berkembang dan terpengaruh tanpa menyadari konsekuensinya.
Strategi Penanganan
Untuk menekan angka LGBT di Aceh, Tengku Sheila menegaskan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi faktor penyebabnya.
“Apakah ini terjadi karena faktor genetik, sosial-budaya, atau pengalaman traumatis yang mengubah orientasi seksual seseorang? Identifikasi ini penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat,” paparnya.
Jika penyebabnya berasal dari lingkungan sosial dan budaya, solusi yang bisa dilakukan adalah edukasi berkelanjutan. “Penting untuk memberikan pemahaman yang mendalam dari berbagai perspektif, baik agama, kesehatan, maupun sosial. Kampanye edukasi yang intensif harus digalakkan, terutama di kalangan generasi muda agar mereka memahami dampak dari LGBT,” lanjutnya.
Selain itu, peran keluarga dan masyarakat juga sangat krusial dalam menangani fenomena ini. Dukungan keluarga dalam memberikan pendidikan agama yang kuat serta lingkungan sosial yang sehat dapat menjadi benteng utama dalam mencegah penyebaran LGBT di Aceh.
Pentingnya Pendekatan Holistik
Lebih lanjut, Tengku Sheila menekankan bahwa fenomena LGBT tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Dibutuhkan pendekatan yang lebih luas dan strategis untuk mengatasi permasalahan ini.
“Selain edukasi, perlu ada program rehabilitasi bagi mereka yang ingin kembali ke fitrahnya. Pendampingan psikologis juga bisa menjadi solusi bagi individu yang mengalami kebingungan identitas seksual,” ujarnya.
“Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi tren LGBT di Aceh, sinergi antara pemerintah, ulama, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menekan fenomena ini. Langkah-langkah konkret yang berbasis edukasi dan pendampingan harus segera dilakukan untuk memastikan generasi muda mendapatkan pemahaman yang benar serta lingkungan yang kondusif bagi perkembangan mereka,” pungkasnya. [ra]
- Ketua FKUB Aceh Serukan Bijak Bermedia Sosial untuk Jaga Kerukunan
- Honor Tim Medsos PON XXI Aceh Belum Dibayar, Ini Penjelasan Ketua Bidang Promosi
- Kemenhub Ajak Masyarakat Hindari Faktor Utama Kecelakaan di Pekan Keselamatan Jalan 2024
- Terima Kunjungan Deputi Menteri PPPA, Pj Gubernur Sampaikan Kekhawatirannya tentang Konten Medsos