Ungkapan Mendalam Mantan Ketua KNPI Aceh di Hari Sumpah Pemuda 2021
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Mantan Ketua KNPI Aceh periode 2013-2017, Jamaluddin. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hari Sumpah Pemuda 2021 jatuh pada hari ini, 28 Oktober. Tema Sumpah Pemuda 2021 yang ke-93 kali ini mengambil tema "Bersatu, Bangkit dan Tumbuh".
Tema itu diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda.
"Pemuda harus lebih kreatif, inovatif, sungguh dan memanfaatkan waktu dengan baik. Hari ini dengan globalisasi memungkinkan kita jadi budak di Negeri sendiri, maka kita mengajak pemuda untuk tetap teguh pada pendiriannya sebagaimana untuk menatap masa depan yang lebih baik," ucap Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh periode 2013 - 2017, Jamaluddin kepada Dialeksis.com, Kamis (28/10/2021).
Lanjutnya, hal itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi dengan kondisi anak muda saat ini yang memprihatinkan dan banyak yang tidak produktif, lebih banyak menghabiskan waktu untuk nongkrong di warung kopi.
"Kalau hari ini anak muda Aceh terhipnotis dengan games online, maka jika kita mau sebagaimana pemuda-pemuda tempo dulu yang sudah melahirkan bangsa ini, kita tidak lagi memikirkan yang besar untuk bangsa ini, tapi mengisi saja. Maka kita akan mampu menghipnotis anak muda lain dari belahan dunia, kalau hari ini kita terhipnotis oleh anak muda lain, ayo kita manfaatkan waktu untuk belajar dan belajar sehingga kita bisa menghipnotis yang lain," jelasnya lagi.
Jamaluddin mendorong pemuda-pemuda di Aceh ini untuk tampil lebih menonjol dan jangan diperbudak di negeri sendiri.
Tak hanya itu, Jamaluddin juga berpesan kepada pemerintah selaku pemangku kebijakan untuk melahirkan program-program yang ideal sesuai dengan kondisi zaman saat ini, apalagi disaat Aceh masih bergelimpangan dana otsus dan tahun depan adalah tahun terakhir 2% serta 2023 tinggal 1%.
"Maka kami berharap, untuk bisa hadir mengayomi mengajak dan melahirkan ide yang brilian untuk bisa menandingi serta menyaingi ataupun setidaknya berbarengan dengan pemuda dunia lainnya," harapnya.
Untuk itu, lanjutnya, jika masyarakat Aceh masih berada pada mainset yang lama, maka itu berarti Aceh sedang maju ke belakang.
Ia menambahkan, padahal di Aceh cukup banyak para Ahli, Pakar, Akademisi, Profesor, semestinya berkolaborasi sehingga ada perbedaan dalam hal melahirkan program zaman global dengan zaman kolonial.
"Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-93, semoga anak muda Indonesia khususnya Aceh bisa berbicara di kancah Internasional. Ingat kita lahir sama dengan seluruh penduduk di muka bumi ini tinggal bagaimana kita meramu hidup kita lebih baik di masa yang akan datang," tutupnya dengan penuh harapan.