UNICEF Aceh Bagi Strategi Pulihkan Kondisi Psikososial dan Kesehatan Mental Anak
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ilustrasi [Foto: Wilander/UNICEF]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) memperingatkan bahwa anak-anak dan remaja berpotensi mengalami dampak jangka panjang dari COVID-19 terhadap kesehatan mental mereka.
Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore mengatakan, pemerintah harus menggelontorkan lebih banyak uang dan sumber daya untuk menjaga kesejahteraan mental anak-anak dan remaja.
Desakan itu muncul dari badan perlindungan anak PBB (UNICEF) dalam sebuah laporan pada Selasa (5/10/2021).
Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama menjelaskan secara konseptual, situasi krisis akan mempengaruhi hidup siapapun termasuk anak dan remaja.
Lanjutnya, situasi krisis akibat pandemi Covid-19 jelas mempengaruhi kondisi psikososial (psikologis + sosial) dan kesehatan mental anak, karena Covid-19 telah menyebabkan mereka tidak bisa sekolah, tidak bisa bertemu dan bermain dengan teman, tidak bisa jalan-jalan, sebagian dari mereka mungkin mendapat kekerasan dan penelantaran, sebagian lainnya kehilangan anggota keluarga yang meninggal karena covid, ada anak yang orangtuanya kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
"Secara psikologis, Covid-19 membuat mereka merasa cemas, takut, sedih, marah, terlalu sensitif, mudah tersinggung, pasrah, pemurung, dan lain- lain. Jadi, covid-19 jelas berpengaruh pada kondisi psikososial anak, walaupun tentu derajat pengaruhnya berbeda pada setiap anak dan remaja, tergantung permasalahan dan tantangan yang mereka hadapi serta sistem dukungan yang mereka miliki," jelasnya kepada Dialeksis.com, Rabu (6/10/2021).
"Jika situasi ini dibiarkan tanpa adanya intervensi/dukungan Psikososial, tentu akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental anak," tambahnya.
Andi mengatakan, dalam konteks Aceh, pandemi Covid-19 tentu mempengaruhi kondisi psikososial dan kesehatan mental anak, tetapi untuk mengetahui secara persis seberapa parah tingkat/derajatnya, apalagi untuk lebih jauh mengatakan bahwa situasinya sudah darurat, tentu harus berdasarkan suatu kajian bukan hanya berdasar asumsi, pengamatan atau berdasarkan isu yang berkembang. Menurutnya, saat ini belum ada kajian tentang itu di Aceh.
Ia juga menyebutkan beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk memulihkan kondisi psikososial dan kesehatan mental anak yang terpengaruh akibat covid-19 diantaranya; Memastikan anak berada di lingkungan yang stabil dan melindungi. Jika memungkinkan, mengembalikan anak ke kegiatan rutin sebelum krisis seperti sekolah, bermain, mengaji. Meningkatkan rutinitas dan kegiatan lain anak selama pandemi Covid-19. Membantu anak mengatasi masalah dan tantangan Psikososialnya.
Selain itu, memperkuat kecakapan hidup anak, memobilisasi sistem sumber untuk memastikan anak mendapatkan pengasuhan dan perlindungan yang lebih baik.
Memberikan dukungan kepada pengasuh, guru, kader PAUD, kader posyandu. Mengidentifikasi anak-anak yang berisiko dan memerlukan dukungan khusus. Memfasilitasi inisiatif dan partisipasi aktif anak-anak. Mendorong dukungan teman sebaya.