Unsyiah Adakan Workshop Tracer Study 2018
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pusat Pengembangan Karier Universitas Syiah Kuala bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti, menggelar workshop Bantuan Pusat Karier Lanjutan/Tracer Study 2018 di Ruang Balai Senat, Kantor Pusat Administrasi Unsyiah, Darussalam, Selasa (16/10).
Dr. Ruddy J Suhatril dari tim Pusat Karier dan Pusat Karier Lanjutan (PKPKL) mengatakan, perguruan tinggi negeri maupun swasta perlu mendata para lulusannya, baik yang langsung bekerja atau masih dalam masa tunggu. Menurutnya, survei alumni dilaksanakan perguruan tinggi guna menggali informasi yang berkaitan dengan perjalanan para lulusan.
"Dengan adanya tracer study, perguruan tinggi bisa mengetahui penyerapan, proses, dan posisi lulusan dalam dunia kerja, sehingga perguruan tinggi dapat menyiapkan lulusan sesuai kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja," ungkapnya.
Ruddy menambahkan untuk memperoleh data tersebut, Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti memberikan dana bantuan pengembangan tracer study kepada perguruan tinggi. Dana diharapkan dapat digunakan untuk melakukan proses pelacakan maupun membuat perangkat sistemnya.
"Jumlah bantuan ini tidak besar, hanya sebagai stimulan saja," ujarnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Marwan, berharap workshop ini dapat melahirkan model tracer study yang efektif dan efisien. Marwan juga mengimbau kepada peserta untuk bisa mengadobsi model-model tersebut guna diaplikasikan di perguruan tinggi masing-masing.
Marwan juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenristekdikti yang telah mempercayakan Unsyiah sebagai tuan rumah workshop Bantuan Pusat Karier Lanjutan. Menurutnya fungsi dari tracer study sangat penting sebagai bagian dari pengelola perguruan tinggi.
"Kita tahu bahwa keakuratan data tentang angkatan kerja secara nasional sangat diperlukan demi kebijakan yang tepat sasaran. Selain itu, penyebaran dan relevansi studi dengan pekerjaan yang sedang mereka jalani akan menjadi informasi penting bagi dunia pendidikan kita ke depan," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-DIKTI) Wilayah XIII Aceh, Dr. Muhammad Ilham Maulana, S.T., M.T., mengatakan jika kegiatan tracer study ini masih sangat kurang di LL-DIKTI Wilayah XIII Aceh. Oleh karena itu, ia berharap workshop seperti ini harus mendapat perhatian bersama.
"Kita menyadari jika saat ini perkembangan industri sangat cepat. Jadi dengan adanya tracer study ini kita dapat menyesuaikan kurikulum, sehingga masing-masing perguruan tinggi mempunyai ciri khas tersendiri berdasarkan kebutuhan lapangan kerja yang tersedia."
Workshop Bantuan Pusat Karier Lanjutan/Tracer Study ini diikuti lebih dari 60 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Provinsi Aceh.
[Humas Unsyiah/mksl]