Unsyiah dan Kemenristekdikti Sepakat Memperkuat Penanggulangan Bencana di Indonesia
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bersama universitas terdampak bencana besar lainnya; Universitas Tadulako dari Palu dan Universitas Mataram melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama Kemenristekdikti. Penandatanganan ini terkait dengan pengembangan dan penguatan kapasitas perguruan tinggi untuk penanggulangan bencana berbasis sains dan teknologi.
Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan Workshop Penyusunan Rencana dan Peta Jalan Pengembangan Konsorsium Penguatan Kapasitas PT untuk Penanggulangan Bencana Berbasis Sains dan Teknologi yang berlangsung Rabu (24/4) di Gedung II BPPT, Jakarta
Direktur Pengembangan Teknologi Industri, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti Hotmatua Daulay mengatakan, pemerintah melalui Kemenristekdikti sangat fokus terhadap riset kebencanaan. Tahun 2019, katanya, Kemenristekdikti mendanai 858 judul riset kebencanaan di Lemlitbang dan perguruan tinggi seluruh Indonesia.
"Kemenristekdikti sangat senang sekali dengan adanya inisiatif konsorsium ini yang berbasis kepada daerah masing-masing," katanya.
Hotmatua menjelaskan bahwa beberapa tahun ke belakang, Kemenristekdikti yang saat itu masih Kemenristek sempat mengupayakan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) dengan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri. Melalui SiDA, setiap daerah berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam menciptakan inovasi.
"Kami juga dapat memfasilitasi program dan kegiatan seperti ini ke depannya agar roadmap yang telah tersusun dapat terlaksana dengan baik, sehingga daerah lain mengikuti," lanjut Hotmatua.
Direktur Jenderal Belmawa Kemenristekdikti, Ismunandar, mengatakan kesadaran masyarakat untuk siaga bencana harus ditingkatkan, terutama di kalangan mahasiswa. Ismunandar mengatakan pentingnya meningkatkan kapasitas untuk menghadapi bencana.
"Kapasitas diri sendiri dan lembaga, yaitu perguruan tinggi yang dalam praktiknya menduduki posisi yang sentral untuk mengajak mahasiswa menjadi peduli dengan kesiapsiagaan," ujarnya.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., menyampaikan, Menristekdikti menyampaikan kepada Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPT-PRB) agar memperkuat kerja sama antar perguruan tinggi dalam pengurangan risiko bencana. Samsul berharap pertemuan kali ini dapat melahirkan roadmap terkait penanggulangan bencana berbasis sains dan teknologi.
"Saat ini kita mulai dari tiga perguruan tinggi, ke depan akan lebih luas lagi," katanya.
Penandatanganan nota kesepahaman disaksikan oleh pihak Kemenristekdikti. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
(Humas Unsyiah/fer)