USK Tambah 5 Guru Besar Baru, Ini Nama-namanya
Font: Ukuran: - +
Pengukuhan lima guru besar baru USK. (Foto: Humas USK)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) mengukuhkan lima guru besar baru melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas. Mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Sofyan Syahnur, S.E., M.Si., Prof. Dr. Ir. Ismail, M.Sc., Prof. Dr. Akhyar, S.T., M.P., M.Eng., Prof. Dr. Yossi Diantimala, S.E., M.Si., dan Prof. Dr. Hajjul Kamil, S.Kp., M.Kep.
Dalam sambutannya, Rektor USK Prof Marwan menyampaikan syukur dan selamat atas pencapaian kelima dosen USK tersebut yang berhasil meraih gelar guru besar. Dengan bertambahnya lima profesor baru ini, maka jumlah guru besar USK saat ini adalah 139 orang.
“Kami meyakini seluruh profesor baru USK, bisa memberikan kontribusi penting baik bagi kampus ini, maupun masyarakat, serta dapat berkiprah optimal dengan kepakarannya masing-masing, yang ditujukan bagi kemaslahatan manusia dan bangsa,” kata Marwan, dilansir dari laman USK, Kamis (20/7/2023).
Marwan menilai kepakaran kelima profesor baru ini sangatlah penting dalam mendukung pembangunan di Indonesia. Misalnya, Prof. Dr. Sofyan Syahnur, SE, M.Si. Dengan kepakarannya di bidang ekonomi makro. Prof Sofyan menekankan kajiannya pada pertumbuhan ekonomi yang dikaitkan dengan ke-17 agenda SDGs, yaitu Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Ketangguhan Sosial Ekonomi Menuju Pembangunan Berkelanjutan.
“Prof. Sofyan berhasil menemukan teori pertumbuhan ekonomi dengan paradigma baru dalam konsep ekonomi makro alternatif. Konsep tersebut telah ditekuni dan dibuktikan secara empiris Prof. Sofyan sejak tahun 2005,” jelas Marwan.
Lebih dari itu, Sofyan juga menawarkan sejumlah rekomendasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Seperti memperhatikan kualitas pertumbuhan ekonomi dalam kerangka pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, memperkuat basis ketahanan struktur ekonomi yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi.
Lalu Ismail melalui kepakarannya di bidang Fisika memberikan kontribusi untuk mengembangkan Material Biokomposit, sebagai upaya pemanfaatan limbah pertanian. Biokomposit merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan material baru pada masa mendatang, karena dapat mencegah kerusakan lingkungan serta mencegah pemanasan global.
“Ketekunan Prof. Ismail telah membuatnya berhasil mengembangkan material biokomposit dari berbagai limbah pertanian. Diantaranya biokomposit dari jarami padi, ampas kopi, dan tempurung kelapa,” beber Marwan.
Menurutnya, penelitian Ismail sangat potensial untuk dikembangkan. Terutama di Indonesia yang merupakan negara pertanian. Hingga saat ini limbah pertanian di Indonesia belum digunakan secara optimal.
“Kajian Ismail ini sangat potensial untuk ditindaklanjuti, karena memberikan solusi dari penumpukan limbah pertanian saat ini, sehingga semua limbah pertanian baik di provinsi Aceh atau Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal,” ungkapnya.
Sedangkan Prof. Dr. Akhyar, S.T., M.P., M.Eng berupaya menemukan solusi dari kelemahan produk logam, guna memberikan keuntungan optimal bagi industri pengecoran logam. “Prof. Akhyar melihat, selama ini sekitar 90 persen kegagalan dari struktur permesinan diakibatkan oleh cacat material saat produksi. Dirinya kemudian melakukan banyak kajian terhadap jenis kecacatan material dan berupaya mencari solusinya,” urai Rektor.
Salah satu fokusnya adalah jenis kecacatan hot tear, yaitu cacat yang paling sering dijumpai pada produk cor yang terbentuk selama pembekuan. Akhyar melakukan Evaluasi Parameter dan Pengujian Cacat Hot Tear, akhirnya ia menemukan bahwa Hot tear dapat dicegah dengan mengontrol beberapa proses pengecoran.
“Maka kajian Prof. Akhyar ini perlu dilanjutkan agar semua industri bisa menghasilkan produk yang unggul dan bebas dari kecacatan. Sebab akan berpengaruh besar pada keuntungan industri, dan pada akhirnya berdampak pada struktur perekonomian nasional,” tutur Marwan.
Kemudian ada Prof. Dr. Yossi Diantimala, S.E., M.Si, yang memberikan perhatian serius pada informasi akuntansi atau keuangan. Menurutnya, Informasi keuangan yang dihasilkan dari satu siklus akuntansi merupakan informasi yang sangat penting bagi pengguna informasi dalam membuat keputusan bisnis dan manajemen dalam menetapkan strategi bisnis.
Berbagai penelitian telah dilakukan Prof. Yossi untuk menguji seberapa penting informasi akuntansi bagi sebuah perusahaan dan bisnisnya. Di antaranya peran informasi akuntansi dalam menetapkan strategi bisnis perusahaan dan dampaknya terhadap nilai perusahaan, pengungkapan informasi akuntansi, asimetri informasi, biaya modal, dan nilai perusahaan, serta penelitian terkait kepatuhan dan familiaritas regulasi untuk meningkatkan pengungkapan informasi akuntansi.
“Hasil penelitian Prof. Yossi sangatlah penting, karena hasil pengujiannya tentu saja dibutuhkan banyak perusahaan untuk mengembangkan konsep dan strategi bisnis yang lebih baik. Penelitiannya juga dapat dijadikan arah pengembangan keilmuan bagi jurusan-jurusan terkait di berbagai tingkat pendidikan,” sebut Marwan.
Terakhir ada Prof. Dr. Hajjul Kamil, S.Kp., M. Kep, dirinya merupakan satu-satunya profesor yang berasal dari Ilmu Kesehatan. Prof. Hajjul mencurahkan waktunya untuk menemukan strategi Meningkatkan Budaya Keselamatan Pasien.
Kajiannya berangkat dari kenyataan bahwa pelayanan kesehatan berkualitas buruk menghambat kemajuan peningkatan kesehatan pada negara-negara di semua tingkat pendapatan. Karena itulah Hajjul mencoba menemukan jalan guna mengoptimalisasikan peran manajerial keperawatan, dalam meningkatkan budaya keselamatan pasien, untuk menuju pelayanan kesehatan berkualitas.
Menurutnya, rumah sakit perlu menerapkan paradigma baru pelayanan kesehatan, untuk menjamin keselamatan pasien, yang membuat asuhan pasien lebih aman melalui suatu sistem budaya keselamatan pasien.
“Kajian Hajjul memiliki pengaruh besar terhadap kemaslahatan umat. Optimalisasi peran manajerial keperawatan dalam meningkatkan kesadaran akan budaya keselamatan pasien, merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus di tatanan pelayanan Kesehatan untuk menciptakan pelayanan Kesehatan berkualitas,” jelas Marwan.
Selain itu, kata Marwan, hasil kajiannya dapat menjadi masukan bagi rumah sakit, bahkan pemangku kebijakan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
USK sangat bersyukur karena kepakaran kelima profesor hari ini merupakan nilai tambah yang sangat besar bagi USK, Aceh dan Indonesia. Marwan berharap, dengan keilmuan mereka bisa menjadi pemicu harumnya nama kampus ini di Indonesia serta di peta keilmuan dunia.