USK Wujudkan Kampus Socio-Technopreneur Melalui Program Kewirausahaan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah dosen dari berbagai unit kegiatan kewirausahaan di Universitas Syiah Kuala (USK), Selasa (5/09/2023) mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Kewirausahaan di lingkungan USK.
Rakor yang dihadiri lebih dari 30 orang peserta itu terdiri dari tim Wirausaha Merdeka (WMK), 1000 Wirausaha Muda USK (WMU), Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), Entrepreneurship Club Rumah Amal (ECRA), Inkubator Kewirausahaan USK dan Entrepreneur Lounge USK (EL-USK).
Acara yang berlangsung di ruang pertemuan VIP Gedung AAC Dayan Dawood itu turut di hadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan, Direktur Direktorat Prestasi dan Kewirausahaan, Manajer Kewirausahaan serta para dosen entrepreneur dan pelaku usaha.
Dalam sambutannya Direktur Direktorat Prestasi dan Kewirausahaan USK, Dr. Ir. Rahmat Fadhil, S.TP, M.Sc menyampaikan bahwa sejak berubah status USK dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), maka visi USK juga turut diperbaharui.
“Saat ini USK memiliki visi untuk menjadi kampus socio-teknopreneur yang terkemuka, sehingga sejumlah kegiatan terkait kewirausahaan dengan berbagai macam program telah di gulirkan, terutama dalam kaitan dengan agenda-agenda yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang lebih mandiri melalui wirausaha”, katanya.
Ditambah lagi tahun ini, USK terpilih menjadi salah satu dari 34 kampus pemenang hibah kompetesi pelaksana Wirausaha Merdeka 2023.
“Ini merupakan sebuah prestasi dan kepercayaan dari Kemendikbudristek kepada USK untuk menyelengarakan program Wirausaha Merdeka, yang tidak hanya diikuti oleh mahasiswa USK saja, tapi juga kampus-kampus lain di Aceh dan Sumatera,” jelas Dr. Rahmat yang juga sebagai Dosen Teknik Pertanian tersebut.
Sementara dalam arahan saat pembukaan rakor kewirausahaan USK, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc menyebutkan bahwa saat ini berbagai instansi pemerintah terutama kementerian sangat banyak menggulirkan program-program kewirausahaan, mengingat indeks kewirausahaan Indonesia masih dibawah angka 4%.
Sementara untuk menuju negara yang lebih maju dan berkembang, indeks kewirausahaan kita di Indonesia haruslah lebih ditingkatkan. “Untuk itulah USK merasa sangat perlu memberi andil bagi melahirkan lulusan-lulusan yang lebih berdaya melalui program-program kewirausahaan,” jelasnya.
“Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membangun bangsa ini, khususnya di Provinsi Aceh untuk menjadi motor penggerak perubahan orientasi generasi muda kita, agar kedepannya lahir entrepreneur-entrepreneur muda yang tangguh dan berkarakter,” ungkap dia dalam diskusi yang hangat tersebut.
Beberapa rekomendasi yang dihasilkan melalui forum rapat koordinasi kewirausahaan itu antara lain perlu menyusun sebuah panduan ekosistem kewirausahaan di lingkungan USK, membuat data wirausahawan di kalangan dosen dan mahasiswa serta menghadirkan sistem transaksi non-tunai melalui QRIS dilingkungan kampus USK.
Melalui rakor kewirausahaan ini tentu saja harapannya akan mampu memberi arah perjalanan pengembangan kewirausahaan dilingkungan USK, termasuk melalui penguatan tenaga pengajar, dukungan fasilitas serta pendanaan dalam kegiatan wirausaha kampus.