Vaksin Beri Harapan Baru Bagi Petani, Ahli Tani Muslahuddin Daud Sampaikan Beberapa Saran
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Ahli Tani, Muslahuddin Daud [For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Virus Covid-19 berdampak masif bagi seluruh masyrakat, terutama di sektor perkembangan ekonomi.
Selama pandemi, seluruh sektor ekonomi terkena imbas akibat amuk massa pandemi Covid-19, akan tetapi sektor yang paling dirasakan dampaknya oleh masyarakat ialah di sektor pertanian.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang paling banyak digunakan masyarakat sebagai mata pencaharian. Selama pandemi, masyarakat sering mengeluh kesusahan akibat minimnya serapan hasil produksi tani di pasar-pasar.
Akan tetapi, beberapa pekan lalu, pemerintah Indonesia telah mengumumkan penemuan vaksin Sinovac dan sekarang vaksin itu telah didistribusikan ke beberapa wilayah yang ada di Indonesia, termasuk Aceh.
Hal tersebut, memberi sedikit harapan baru bagi para petani. Dengan demikian, petani bisa kembali beraktivitas sebagaimana sebelumnya dalam meningkatkan produksi dari hasil tani yang mereka garap.
Dialeksis.com kemudian menghubungi salah seorang ahli tani yang menerima penghargaan berupa trophy dan piagam penghargaan Pahlawan Indonesia Katagori Pertanian Tahun 2017 untuk dimintai saran-saran supaya para petani Aceh bisa kembali menumbuhkan daya juang untuk bersemangat kembali mengahasilkan produksi tani.
Ahli tani yang dimaksud adalah Muslahuddin Daud, seorang warga asal Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya yang mendedikasikan separuh hidupnya untuk dunia pertanian.
Untuk meningkatkan kembali produktivitas hasil tani yang sempat terhenti akibat pandemi Corona, ia menyampaikan tiga saran.
Pertama, mengecek dan menservis kembali alat-alat mekanisme penunjang produksi panen seperti alat-alat penggarap lahan supaya bisa dipakai kembali oleh petani secara maksimal.
Kedua, memilih agro-input yang punya kualitas lebih baik dan terjamin. Ia menjelaskan, agro-input itu meliputi bibit-bibit tanaman, pupuk, pestisida dan lain-lain dalam menunjang produktivitas petani.
Ketiga, sistim-sistim yang berlaku di pemerintahan harus kembali dibenahi. Ia mencontohkan seperti sistim marketing yang dilakukan pemerintah terhadap hasil tani para warga.
Secara umum, lanjut ahli tani itu, proses penataan marketing pemerintah kepada para petani harus benar-benar ditata secara clear (selesai) serta melakukan input data dari jumlah produksi di lokasi tertentu.
"Jangan sampai ketika para petani memproduksi produk A tetapi produksinya over-supply sehingga tidak terserap di pasaran," kata Muslahuddin, Senin (11/1/2021).
Muslahuddin juga berharap, agar para petani tetap semangat berjuang walaupun di tengah kondisi sulit sekalipun.
"Keberlangsungan hidup tidak boleh berhenti. Jadi, selama kita ada nyawa ya harus bergerak," pungkasnya.