Wali Kota Bogor Kagumi Kuliner dan Keramahan Masyarakat Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan Aceh daerah luar biasa dan menakjubkan. Ia mengaku kagum pada tiga hal yakni kuliner, keramahan, dan persatuan masyarakat Aceh.
"Ada tiga hal yang membuat Aceh luar biasa bagi saya. Pertama kulinernya," kata Bima pada saat makan malam bersama Pemerintah Aceh, di Pendopo Gubernur Aceh, Kamis, (23/1/2020).
Menurut Bima, makanan Aceh sangat lah enak."Kalau kata pak Wali Kota Banda Aceh tadi, cuman ada tiga rasa makanan Aceh, enak, enak sekali dan euuenak," kata dia.
"Semuanya enak sekali, tadi mencicipi di Banda Seafood, di situ enak. Kemudian, waktu pertama mendarat kami mencicipi makan siang di Lem Bakrie, di situ juga enak dan malam ini kami disuguhkan lagi dengan sangat lezat," kata Bima. Selain makanan, Bima juga mengaku sangat menyukai dan menikmati kopi Aceh.
Kemudian, kata Bima, ia juga merasa takjub dengan sifat ramah tamah masyarakat Aceh. "Apalagi kita lihat dari kejauhan di warung kopi, tertawa terbahak-bahak, kami merasakan keramahan itu," kata Wali Kota Bogor dua periode itu.
Selain dua hal itu, Bima juga merasa kagum dengan nilai persatuan masyarakat Aceh. Menurutnya, kemauan Aceh meninggalkan konflik serta kembali merajut persatuan dan perdamaian dalam pembangunan merupakan inspirasi bagi nya.
"Saya merasakan sekali bagaimana kebersamaan ini mengubah wajah Aceh pasca konflik. Kalau kita menjauhkan perbedaan dan konflik Insya Allah kita bisa maju," kata Bima Arya.
Dalam kesempatan itu, Bima berterimakasih kepada Pemerintah dan rakyat Aceh yang telah memberi ruang bagi masyarakat Sunda yang melakukan aktivitas di Aceh.
Bima mengatakan, kedatangannya ke Aceh merupakan kunjungan balasan, setelah sebelumnya Pemerintah Aceh berkunjung ke Balai Kota Bogor. Ia mengatakan, kunjungan tersebut juga dirangkai dengan sejumlah rencana kerjasama.
Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Teuku Ahmad Dadek, mengatakan, Aceh dan Sunda memiliki hubungan baik dan ikatan emosional. Secara historis, kata dia, Raja terakhir Aceh, Teuku Muhammad Daud Syah juga memiliki istri orang Sunda.
"Kini, keturunan Sultan terakhir Aceh juga berada di sana," kata Dadek.
Cut Nyak Dhien, kata Dadek, terlebih dulu diasingkan ke Bogor sebelum dibawa ke Sumedang. Selain itu, kata Dadek, masyarakat Sunda juga mempunyai andil besar dalam membantu masyarakat Aceh yang terkena musibah tsunami 2004 silam.
Oleh karena itu, Dadek berharap hubungan Aceh dan Bogor dapat terus dijaga, terutama dalam hal kerjasama bidang pembangunan.
Ikut hadir dalam pertemuan itu, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, Ketua Dharmawanita Aceh Safrida Yuliani, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.