Wali Nanggroe Serukan Generasi Muda Bangun Kapasitas Diri dan Kembangkan Potensi Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haythar memberikan kata sambutan saat Peringatan Milad GAM ke-48 di Banda Aceh, Rabu (4/12/2024). [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haythar, mengatakan peringatan Milad GAM ke-48 merupakan momen refleksi mendalam atas perjalanan panjang perjuangan Aceh menuju kedaulatan dan keadilan.
Tengku Malik Mahmud menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk tidak terlena dengan hasil perjuangan masa lalu.
"Kita tidak boleh menjadi bangsa yang hanya mengandalkan kekayaan alam tanpa membangun kapasitas diri. Kita harus terus belajar, berinovasi, dan berjuang untuk masa depan Aceh," kata Teungku Malik Mahmud dalam kata sambutan saat Peringatan Milad GAM ke-48 di Banda Aceh, Rabu (4/12/2024).
Amatan dialeksis.com, Peringatan Milad GAM ke-48 dihadir8 oleh tokoh-tokoh penting Aceh, anggota Komite Peralihan Aceh (KPA), dan masyarakat.
Wali Nanggroe juga mengingatkan kembali tujuan utama GAM sebagai gerakan yang memperjuangkan hak asasi manusia dan kemerdekaan bangsa Aceh.
“Hari ini kita mengenang sejarah panjang perjuangan Aceh. GAM bukan sekadar organisasi, melainkan simbol persatuan dan perjuangan bangsa Aceh untuk menentukan nasib sendiri,” ujarnya.
Wali Nanggroe menegaskan bahwa momentum ini harus dimanfaatkan untuk mengevaluasi perjalanan perdamaian yang telah berlangsung selama hampir dua dekade sejak MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.
"Kita patut bertanya, sudahkah cita-cita perdamaian ini tercapai? Apakah hak-hak Aceh yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh benar-benar terealisasi?," sebutnya.
Dalam peringatan ini, Tengku Malik Mahmud juga mengapresiasi keberhasilan Partai Aceh dalam Pilkada 2024. Partai Aceh berhasil memenangkan 20 kursi DPR Aceh, ratusan kursi DPRK, serta jabatan gubernur dan sejumlah kepala daerah di Aceh.
“Kemenangan ini bukan hanya milik Partai Aceh, tetapi milik seluruh rakyat Aceh. Ini adalah bukti bahwa semangat perjuangan kita masih hidup dan relevan,” kata Wali Nanggroe.
Tengku Malik Mahmud menegaskan bahwa perjuangan Aceh tidak berhenti pada MoU Helsinki atau pencapaian politik. Perjuangan ini harus terus diarahkan pada tercapainya Aceh yang Islami, maju, bermartabat, dan berkelanjutan.
"Perdamaian ini bukan hanya soal tidak adanya konflik, tetapi soal keadilan, kesejahteraan, dan kemampuan kita menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan yang merugikan," ujarnya.
Wali Nanggroe mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk merenungkan perjalanan panjang ini dengan penuh kesadaran dan rasa syukur.
"Loyalitas dan dedikasi kita terhadap perjuangan ini harus terus bergelora sepanjang masa. Jangan sampai kita kembali terjajah oleh regulasi yang melemahkan Aceh,” pungkasnya. [nh]