Beranda / Berita / Aceh / Warga Ulee Kareng Keluhkan Kesulitan Urus Rujukan Kacamata, Hanya Satu Pasien Per Hari

Warga Ulee Kareng Keluhkan Kesulitan Urus Rujukan Kacamata, Hanya Satu Pasien Per Hari

Jum`at, 06 September 2024 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Suasana di Puskesmas Ulee Kareng, Banda Aceh. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Proses mendapatkan rujukan untuk pemeriksaan dan pembuatan kacamata di Puskesmas Ulee Kareng, Banda Aceh, tampaknya tidak semudah yang dibayangkan. 

Hal ini dialami oleh Cut Nauval Dafistri, warga asal Ulee Kareng, yang menceritakan kesulitannya saat mengurus rujukan kacamata pada Selasa, 3 September 2024.

Saat tiba di Puskesmas pukul 09.30 WIB, Cut Nauval langsung diarahkan untuk mendaftar antrean melalui aplikasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mobile. Namun, setelah tiba di resepsionis, ia mendapat informasi mengejutkan: Puskesmas hanya melayani satu pasien pemeriksaan mata per hari. 

"Saya sudah datang pagi-pagi, mengikuti semua prosedur, tapi begitu sampai, diberitahu kalau kuota untuk pemeriksaan mata sudah penuh," keluhnya kepada Dialeksis.com, Jumat (6/9/2024).

Lebih lanjut, setelah diarahkan untuk memeriksa tensi dan berat badan di bagian poli umum, Cut Nauval dipanggil untuk menemui dokter. 

Namun, bukannya mendapatkan rujukan, ia kembali diminta untuk pulang dan mendaftar ulang di lain hari karena kuota untuk hari itu sudah penuh.

Cut Nauval tak menyerah. Pada Jumat, 6 September 2024, ia kembali mencoba peruntungannya dengan mendaftar online melalui aplikasi JKN pukul 08.00 WIB. Sesampainya di Puskesmas pada pukul 08.30 WIB, ia berharap pelayanan kali ini akan berjalan lebih lancar. 

Namun, nasib berkata lain. Petugas resepsionis kembali menyampaikan bahwa kuota untuk pemeriksaan mata hari itu telah penuh dan memintanya untuk datang lagi di hari lain.

Prosedur yang dianggap rumit ini membuat Cut Nauval merasa frustrasi. "Sudah bolak-balik datang, tapi tetap saja tidak bisa mendapatkan rujukan. Saya heran, kenapa hanya satu pasien yang dilayani per hari untuk urusan kacamata? Ini kan kebutuhan mendasar juga," ujarnya.

Menurut Cut Nauval, setiap kali ia datang, prosedurnya sama: pemeriksaan tensi dan berat badan, lalu menemui dokter, tapi pada akhirnya diarahkan kembali ke resepsionis tanpa mendapatkan hasil yang diharapkan.

Hal ini membuatnya bertanya-tanya, apakah pembatasan ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan atau ada faktor lain yang memengaruhi.

Miftah, salah satu petugas Puskesmas Ulee Kareng, memberikan klarifikasi terkait kebijakan pembatasan satu pasien per hari untuk pemeriksaan mata. 

Menurutnya, kebijakan tersebut diterapkan karena layanan pemeriksaan mata dianggap tidak mendesak dibandingkan dengan layanan kesehatan lainnya. 

"Kami hanya bisa melayani satu pasien mata per hari karena kalau terlalu banyak, kami tidak bisa mengeluarkan semua rujukan," jelas Miftah.

Namun, bagi warga yang bergantung pada layanan JKN untuk pembuatan kacamata, prosedur yang rumit dan pembatasan kuota ini sangat memberatkan. 

Banyak dari mereka yang akhirnya terpaksa mencari alternatif di optik swasta dengan biaya yang tidak sedikit. 

"Kalau harus ke optik swasta, biayanya sangat mahal. Kami berharap bisa mendapatkan layanan di Puskesmas sesuai hak kami sebagai peserta BPJS," tambah Cut Nauval.

Keberadaan kuota satu pasien per hari untuk rujukan kacamata ini menimbulkan banyak tanda tanya di kalangan warga. Apakah kebijakan ini memang standar, atau ada kepentingan lain yang mendasarinya? Mengingat pentingnya akses terhadap layanan kesehatan dasar seperti ini, masyarakat berharap agar Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dapat memberikan perhatian lebih dan meninjau ulang kebijakan ini.

Masyarakat berharap, permasalahan ini segera mendapatkan solusi agar pelayanan kesehatan di Puskesmas lebih ramah dan terjangkau bagi semua kalangan.

"Sebagai warga yang memanfaatkan fasilitas BPJS, kami berharap prosedurnya bisa lebih dipermudah. Tidak semua orang mampu membeli kacamata di optik swasta, apalagi di masa-masa sulit seperti sekarang ini," pungkas Cut Nauval. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda