Selasa, 16 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / Wisata Religi di Banda Aceh, Rombongan Malaysia Ziarah ke Makam Syiah Kuala

Wisata Religi di Banda Aceh, Rombongan Malaysia Ziarah ke Makam Syiah Kuala

Selasa, 16 September 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Sebanyak 31 wisatawan mancanegara asal Malaysia yang datang dari Selangor dan Perak ziarah ke Kompleks Situs Cagar Budaya Makam Syiah Kuala di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kompleks Situs Cagar Budaya Makam Syiah Kuala di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, kembali dipadati peziarah.

Kali ini, sebanyak 31 wisatawan mancanegara asal Malaysia yang datang dari Selangor dan Perak memilih lokasi ini sebagai tujuan utama dalam perjalanan religi mereka ke Aceh.

Rombongan tersebut berziarah ke makam ulama besar abad ke-17, Syekh Abdurrauf As-Singkili, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syiah Kuala. Di tempat yang diyakini sebagai salah satu pusat spiritual masyarakat Aceh, mereka menggelar zikir, doa bersama, dan memohon berkah.

Syamsiah, salah seorang wisatawan asal Selangor, mengaku merasakan aura spiritual yang kuat begitu berada di area makam.

 “Saya rasa kita sebagai orang Islam, ini ulama yang besar. Pada kita wajib pergi menengok-tengok. Kalau tidak ada ulama, kita tidak ada sejarah Islam sekarang,” ujarnya kepada wartawan dialeksis.com, sela-sela ziarah, Selasa (16/9/2025).

Menurut Syamsiah, kehadiran ulama seperti Syiah Kuala memiliki peran penting dalam menjaga jejak sejarah penyebaran Islam. Ia menambahkan, keberadaan makam tersebut juga menjadi pengingat betapa Aceh pernah menjadi pusat dakwah dan ilmu pengetahuan Islam di Asia Tenggara.

“Daripada sekarang ini, kalau ulamalah yang membawa Islam, daripada kita tengok tsunami sendiri, di sini tidak kena. Maksud saya, kawasan ini masih terjaga. Dengan adanya ulama-ulama, doa-doa kita dimakbulkan Allah, insyaAllah yang terbaik,” lanjutnya dengan penuh haru.

Bagi rombongan asal Malaysia ini, ziarah ke Makam Syiah Kuala bukan sekadar napak tilas sejarah, melainkan juga sarana mempererat hubungan spiritual dengan para ulama terdahulu. Mereka mengaku berdoa tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga mendoakan almarhum Syiah Kuala agar doa mereka turut diaminkan oleh Allah SWT.

“Doa yang baik-baik bagi dia, kita pun minta doa daripada dia, semoga sampaikan kepada dia, aminkan doa kita tadi,” ujar Syamsiah menutup percakapan.

Di sisi lain, suasana ziarah ini juga terasa khidmat dengan kehadiran Abdul Wahid, khadam atau penjaga makam yang setia menyambut para peziarah. Pria paruh baya itu tampak sibuk mengatur jalannya zikir dan doa sekaligus memastikan kebersihan kompleks makam tetap terjaga.

“Alhamdulillah, rombongan dari Malaysia ini ramai. Mereka datang dengan niat yang baik, berziarah dan berdoa. Kami selalu jelaskan kepada pengunjung tentang siapa sebenarnya Syekh Abdurrauf As-Singkili, seorang ulama besar yang berjasa besar bagi Aceh dan dunia Islam,” ujar Abdul Wahid.

Syekh Abdurrauf As-Singkili dikenal sebagai ulama kharismatik pada abad ke-17 yang berperan penting dalam penyebaran Islam, pendidikan, dan hukum syariah di Aceh.

Karyanya yang monumental, Mir’at al-Thullab, menjadi rujukan hukum Islam di Nusantara. Tidak heran bila makamnya selalu ramai dikunjungi, baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
sekwan - polda
bpka - maulid