Ahli Gizi Ungkap Sejumlah Peran Suami Terhadap Pencegahan Anemia Ibu Hamil
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh, Dr Aripin Ahmad. [Foto: for Dialeksis]
Terakhir, suami harus terus menciptakan komunikasi dan lingkungan yang sehat dan baik. Seperti, menyempatkan berkomunikasi dengan ibu dan anak. Menciptakan suasana yang mendukung ibu hamil, membantu dalam tugas sehari-hari ibu.
“Jangan lupa mengingatkan ibu hamil untuk makan makanan yang sehat dan bergizi. Perhatikan asupan gizi makro dan mikro. Saat ini, sudah banyak informasi makanan sehat dan olahan yang sehat untuk ibu hamil,” tuturnya.
Diketahui anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis tersebut berbeda pada setiap orang, dimana dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan.
Berdasarkan WHO, anemia pada kehamilan ditegakkan apabila kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL. Sedangkan center of disease control and prevention mendefinisikan anemia sebagai kondisi dengan kadar Hb <11 g/dL para trimester pertama dan ketiga, Hb <10,5 g/dL pada trimester kedua, serta <10 g/dL pada pasca persalinan.
Data Kemenkes tahun 2019, kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9 persen. Kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia dan menunjukkan angka mendekati masalah kesehatan masyarakat berat dengan batas prevalensi anemia lebih dari 40 persen. [ADV]