Gepeuaman: Kembalikan Kesuburan Sawah dengan Pupuk Organik
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP. [Foto: For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP mengatakan, program Gerakan Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam (Gepeuman) diluncurkan untuk mengembalikan kesuburan lahan sawah menggunakan pupuk organik serta bebas dari pencemaran atau kerusakan sawah akibat penggunaan pupuk kimia dan pembasmi hama secara terus menerus.
“Ada beberapa tujuan dari program Gepeuaman yaitu pertama, untuk mengurangi kebiasaan petani menggunakan pupuk kimia (urea, NPK, Sp36, KCl dan ZA) serta beralih ke pupuk organik. Kedua, mengurangi penggunaan bahan kimia untuk memberantas hama dan penyakit tanaman. Ketiga, mengefektifkan penggunaan air agar tidak berlebihan tapi cukup dengan kondisi macakmacak/becek,” sebut Cut Huzaimah.
Selain itu, sambungnya, program Gepeuaman ini juga bertujuan agar petani tidak membakar jerami sisa panen padi di lahan sawah serta memanfaatkan jerami menjadi pupuk organik.
“Kebiasan petani membakar jerami di lahan sawah seusai panen itu kurang baik, makanya kita ubah menjadi kebiasaan baru yakni memanfaatkan jerami padi menjadi pupuk organik,” ungkap Cut Huzaimah.
Menurutnya, selama ini petani tidak atau jarang memberikan pupuk organik ke lahan sawahnya. Kondisi itu sudah terbukti berdasarkan penelitian sampel tanah sawah di Kecamatan Kembang Tanjong dan Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dilakukan di Laboratorium Fakutas Pertanian Universitas Syiah Kuala (FP USK), dimana hasilnya menunjukkan hara tanah yang dibutuhkan tanaman berada dalam konsentrasi yang rendah.
“Sehingga ini yang menjadi alasan kami kenapa program Gepeuaman ini diluncurkan,” kata Cut Huzaimah.
Lebih lanjut, Cut Huzaimah menjelaskan lahan sawah yang kekurangan bahan organik membuat tingkat kesuburannya menjadi rendah dan hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lamban atau terhambat. Jika itu terjadi, maka produktivitas tanaman padi akan rendah dan bulir padi yang dihasilkan juga kurang berkualitas atau tidak bernas.
“Karena itu, kami mengajak petani di Aceh untuk mau melaksanakan program Gepeuaman yang telah kita luncurkan ini,” ujar Kadistanbun Aceh.
Untuk keberlanjutan program Gepeuaman dan meningkatkan kemandirian petani, kata Cut Huzaimah, Distanbun Aceh bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh akan melatih petani secara berkala untuk membuat pupuk organik dengan memanfaatkan sumber bahan baku yang tersedia di sekitar.
“Pada tahap awal, pelatihan akan kita berikan kepada delapan kelompok tani di Kecamatan Mutiara Timur, Pidie dan empat kelompok tani di Kecamatan Celala, Aceh Tengah,” pungkasnya. []