Keberhasilan Satu Tahun Kepemimpinan Irwandi Nova
Font: Ukuran: - +
RABU 5 Juli 2017 lalu, ribuan orang berkumpul di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), mereka yang berasal dari kalangan pejabat, pengurus partai politik, simpatisan dan masyarakat sipil itu ingin menyaksikan langsung pelantikan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Periode 2017- 2022.
Pasangan yang unggul dengan perolehan 898.710 suara pada pilkada 2017 itu dilantik Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di gedung Paripurna DPRA. Presiden Republik Indonesia Jokowidodo bersama istrinya Iriana menyempatkan hadir beberapa saat untuk memberikan ucapan selamat kepada pasangan itu.
Usai dlantik pasangan ini langsung berkerja keras mewujudkan visi misi "Aceh Hebat" sesuai dengan janji kampanye yang mereka usung ,dan menjalankan sejumlah program, diantaranya ‎Aceh Sejahtera (JKA Plus), ‎Aceh SIAT (Sistem Informasi Aceh Terpadu), Aceh Caroeng (Cerdas), ‎Aceh Energi, Aceh Meugoe dan Meulaot, Aceh ‎Troe (Kenyang), Aceh Kreatif, Aceh Kaya, Aceh Peumulia, Aceh Meuadab (Beradab), Aceh Teuga (Kuat) Aceh Green, dan lainnya.
Program-program tersebut kemudian dituangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2018 yang disahkan melalui peraturan Gubernur Aceh, setelah gagal mendapat titik terang dengan DPRA.
Sebagai tampuk pimpinan Pemerintah Aceh, Irwandi juga melakukan uji kepatutan dan kelayakan dengan menggelar seleksi terbuka untuk mengisi 64 jabatan pimpinan tinggi prtama eselon II di lingkungan Pemerintah Aceh. Hal ini dilakukan agar jabatan para kepala Satuan Kerja Pemerintah Aceh diisi oleh orang-orang mampu dan berkualitas.
Diawal kepemimpinannya, Irwandi-Nova mewarisi tingginya angka kemiskinan yaitu sebesar 16,89 peser atau 872 ribu orang, jauh di bawah rata-rata nasional yang berada di angka 10,64 persen. Karena itu mereka bertekad menekan angka kemiskinan sebesar 1 persen pertahun.
Atas tekad itu pula kemudian Sang Kapten berkelana ke sejumlah negara untuk mempromosikan Aceh dan menggaet investor agar mau berinvestasi di provinsi ujung sumatera ini. Mulai dari Rusia, Qatar dan Turki ia sambangi, Disana Irwandi menawarkan beberapa sektor ekonomi unggulan seperti Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe, Infratruktur Pertanian, kopi Gayo, pembangkit listrik dan berbagai potensi lainnya. Tak hanya itu Irwandi juga menggagas sejumlah even internasiol di Aceh untuk menarik minat inverstor, diantaranya Aceh World Solidarity Tsunami Cup (AWST Cup) dan Aceh Marathon.
Saat Irwandi melakukan berbagai pertemuan dalam dan luar negeri, Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah beraksi menjalankan program pengentasan kemiskinan di Aceh.
"Kita harus gerak cepat karena masyarakat harus benar-benar terlayani dan merasakan manfaat dari kerja-kerja Pemerintah Aceh. Sebenarnya banyak langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengentas kemiskinan di Aceh, salah satunya penyaluran beras sejahtera tepat waktu," ujar Nova pada suatu kesempatan.
Program lain yang juga dipacu Pemerintah Aceh adalah pembangunan rumah Dhuafa melalui program Aceh Seuniya, yang dituangkan dalam APBA 2018 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 350 miliar untuk 4.142 rumah yang akan dibangun. Anggaran per unit rumah sebesar Rp 85 juta hingga Rp 95 juta.
Pasangan Irwandi-Nova juga mengalokasikan Rp 166,8 miliar dari APBA 2018 untuk menggerakkan usaha mikro, kecil dan menengah yang dikemas dalam program Aceh Kaya. Dibidang pendidikan, pemerintah Aceh melalui program Aceh Carong telah menambah jumlah beasiswa anak yatim dari Rp 185,6 miliar menjadi Rp 247,5 miliar. Dengan peningkatan ini sebanyak 103.148 yatim menerima peningkatan beasiswa Rp 2,4 juta per tahun dari jumlah sebelumnya Rp1,8 juta per tahun.
Sementara itu, melalui program Aceh seujahtera dan JKA plus, Pemerintah Aceh mengalokasikan Rp 890 miliar lebih untuk membiayai pembangunan dan pengembangan empat rumah sakit regional , pembangunan pusat rehabilitasi Psikisosial, program JKA plus dan peningkatan alat kesehatan.
"Melalui program Aceh Seujahtera dan JKA plus kita bertekad memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas demi peningkatan kualitas hidup dan peningktan kesejahteraan," kata Wagud seperti dilansir Tabloid Aceh Hebat.(*adv)