kip lhok
Beranda / Analisis / Meneropong Figur Cawagub Aceh 2024

Meneropong Figur Cawagub Aceh 2024

Selasa, 25 April 2023 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Aryos Nivada

2. Sudirman (Haji Uma)

Bagaimana dengan Sudirman? Tidak banyak informasi dan data membahas Sudirman (H. Uma), karena masih baru terjun dunia politik praktis. Akan tetapi, tidak bisa dianggap sebelah mata H Uma dalam konstelasi politik lokal Aceh. Mengapa, karena dirinya mampu menyita perhatian publik ketika bertransformasi dari dunia seni atau keartisan masuk ke gelanggang politik. 

Dalam dunia keartisan, ia sangat familiar sekali di masyarakat Aceh, hal inilah membuat pengakuan eksistensi H Uma yang mengantarkan dirinya tembus gedung Senayan menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Capaian itu tidak terlepas atas dukungan dari Partai Aceh yang memperbesarkan peluang dirinya meraih suara besar sehingga masuk ke DPD RI.

Kemampuan seorang H Uma, ia mengontrol media agar tetap eksis, sehingga mampu menjaga popularitas dan elektabilitas dirinya di mata masyarakat Aceh. Hanya saja ia terkadang bukan mengambil peran dari nol ketika melakukan advokasi, kecenderungannya sering memanfaatkan momentum isu yang sedang “In” atau “Hot” dibahas dan dibutuhkan masyarakat Aceh. Tetapi faktanya selama lima tahun menjadi senator, Haji Uma makin dikenal karena sering memulangkan jenazah warga Aceh yang meninggal di Malaysia. 

Jika dinilai sepak terjang H Uma, ia telah terpilih menjadi anggota DPD-RI untuk dua periode, yaitu (2014-2019) dan (2019-2024) dengan raihan suara tertinggi di Aceh. Modal itu tidak bisa dianggap sebelah mata, karena mampu menjadi sosok yang dipercaya masyarakat Aceh ke Senayan. 

Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI suara Haji Uma diketahui paling tinggi saat Pemilu 2019 - 2024. Pria yang terkenal lewat film komedi Aceh "Eumpang Breuh" ini meraup 960.033 suara. Periode sebelumnya yakni 2014-2019, Haji Uma sebagai pemain baru dan terpilih setelah meraup 136.964 dari seluruh Aceh. 

Fenomenal perolehan suara itu mampu dijadikan modal politik, ketika maju atau diajukan sebagai bakal calon wakil gubernur Aceh mendatang “Pilkada 2024”. Semakin diperhitungkan ketika jejak profesi jejaring dirinya lintas segmen, mulai dari seniman Aceh, Da'i/pendakwah, komedian, hingga dilabelkan tokoh masyarakat.

Kelemahan paling mendasar H Uma tidak berada pada perahu partai politik, sehingga nilai tawarnya secara politik dikategorikan standar saja. Akan tetapi secara sosok pengaruhnya mampu memberikan ruang tersendiri di hati masyarakat Aceh. Disinilah menariknya sosok H Uma, ia dibesarkan dari rahim politik masyarakat Aceh. 

Salah satu menjadi kelemahan H Uma, dirinya tidak mapan secara keuangan. Jika nantinya dijadikan pasangan oleh siapa pun kandidat gubernur, maka sudah pasti akan jadi beban ketika kontribusi keuangan menjadi syarat utama dalam berbagai beban keuangan berkompetisi di Pilgub 2024 kelak.

Kelemahan itu sangat realistis harus jadi pertimbangan oleh para calon gubernur Aceh, ketika ingin menjadikan H Uma sebagai pendamping saat berkompetisi di Pilkada Aceh 2024. Tetapi manakala pengaruh ketokohan dan survei elektabilitas dan popularitas dirinya sangat kuat, maka otomatis kelemahan itu semua tertutupi karena nilai pengaruh sosok memiliki nilai jual tinggi memperbesar kemenangan saat Pilkada 2024 berlangsung nantinya.


Selanjutnya »     3. MuslimSelanjutnya mengulas sosok Musl...
Halaman: 1 2 3 4 5 6 7
Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda