Aceh Alami Inflasi 0,66%
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mengumumkan inflasi yang terjadi di Aceh secara agregat pada Januari tahun 2020 terhadap Desember 2019 sebesar 0,66%.
Agregat itu lantaran terjadi inflasi di Kota Meulaboh sebesar 1,44%, Kota Banda Aceh sebesar 0,77%, Kota Lhokseumawe 0,08%.
Demikian diungkap Kepala BPS Aceh Ihsanurijal dalam rilis Berita Resmi Statistik serentak di Aula BPS Aceh, Senin (3/2/2020).
Ihsan menyebutkan inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: Kelompok Kesehatan 1,76%, Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,39%, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 1,37%.
Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 1,34%, Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,78%, Kelompok Pakaian dan Alas Kaki 0,54%.
Kelompok Perlengkapan, Peralatan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,51%, Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan dan Kelompok Pendidikan masing-masing 0,02%.
"Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu Kelompok Transportasi 0,25%. Sementara itu Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Rumah Tangga tidak mengalami perubahan indeks," jelasnya.
Untuk Inflasi year on year (Januari 2020 terhadap Januari 2019) untuk Kota Meulaboh 4,63%, Kota Banda Aceh 1,81%, Kota Lhokseumawe 1,63%, dan Provinsi Aceh 2,13%.
Selanjutnya Ihsan menjelaskan Nilai Tukar Petani (NTP), inflasi pedesaan dan harga produsen gabah periode Januari 2020 berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh, dihasilkan NTP sebesar 101,09 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,97%.
"Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani (It) meningkat 0,20%, sementara indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 1,18%," sebutnya.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Januari 2020 tercatat sebesar 105,31 atau mengalami peningkatan sebesar 0,20% dibanding periode sebelumnya.
"Hal ini disebabkan oleh meningkatnya nilai It pada subsektor hortikultura, dan tanaman perkebunan rakyat," jelasnya.
Menurut Ihsan selama Januari 2020, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Aceh tercatat sebesar 104,17 atau meningkat sebesar 1,18% dibanding periode sebelumnya. Peningkatan Ib tersebut terjadi pada semua subsektor.
"Dari 34 Provinsi yang dilaporkan, 10 provinsi mengalami penurunan NTP dengan angka tertinggi terjadi di Aceh 0,97%. Sedangkan 24 provinsi lain mengalami peningkatan NTP dengan angka tertinggi terjadi di Riau sebesar 5,59%," imbuhnya.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumah tangga di beberapa daerah perdesaan dalam Provinsi Aceh selama Januari 2020, terjadi inflasi di perdesaan sebesar 1,48%.
Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang dilaporkan, Ihsan mengatakan, semua mengalami inflasi dengan angka tertinggi di Aceh sebesar 1,48%. Sedangkan yang terendah terjadi di Kepulauan Riau 0,42%.
Selama Januari 2020, harga gabah kualitas GKP ditingkat petani menurun sebesar 0,17% atau senilai Rp8,22 menjadi Rp4.954,02 per kilogram.
Demikian juga di tingkat penggilingan menurun 0,24% atau sebesar Rp12,31 menjadi Rp5.025,45 per kilogram. (dka)