Akademisi Unimal Dorong Kalangan Milenial Masuk Jajaran Direksi BUMN di Aceh
Font: Ukuran: - +
Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh (Unimal), Dr H Mohd Heikal.
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Banyak perusahaan besar di dunia yang Direksi dan jajaran Komisaris di isi oleh kalangan milenial. Dan belakangan ini, keberadaan kalangan milenial di perusahaan pelat merah atau BUMN juga mulai digaungkan di Indonesia.
Hal itu disambut baik oleh Presiden Jokowi melalui Menteri BUMN yang mulai menempatkan generasi milenial di jabatan strategis perusahaan BUMN. Secara umum, generasi milenial adalah orang yang lahir antara tahun 1980-1995 atau rentan umurnya berada dikisaran 25-40 tahun.
Namun keberadaan generasi milenial di perusahaan pelat merah baik BUMN di Aceh tampaknya belum banyak mendapat tempat. Misalnya jabatan Direksi dan Komisaris di PT PIM, yang bisa dibilang di isi oleh “geng” baby boom, yaitu generasi kelahiran 1946-1964. Keberadaan generasi tua di jajaran Direksi dan Komisaris di PT PIM dapat dilihat langsung di website perusahaan tersebut.
Apa respon akademisi terkait generasi milenial untuk masuk ke perusahaan BUMN di Aceh?
Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh (Unimal), Dr H Mohd Heikal mengatakan bahwa saat ini lingkungan bisnis telah berubah dengan begitu cepat dikarenakan disrupsi dan masuknya kita kedalam era revolusi industri 4.0 dimana teknologi informasi menjadi faktor utama dari perubahan tersebut sehingga perusahaan harus mampu beradaptasi dengan kondisi ini.
Terkait lingkungan bisnis yang telah berubah itu, kata Mohd Heikal, hanya perusahaan yang memiliki daya respon cepat yang mampu bertahan di era revolusi industri 4.0 ini. “Oleh sebab itu dibutuhkan talenta muda (milenial) yang akrab dengan digitalisasi berada dalam gerbong bisnis untuk mampu membawa perusahaan bersaing dan bertahan dalam lingkungan yang semakin kompetitif ini,” ujar Mohd Heikal kepada Dialeksis.com, Selasa (1/2/2022).
“Akan halnya BUMN juga harus memiliki kapasitas tersebut sebagaimana harapan dari Presiden Jokowi agar BUMN mampu beradaptasi dengan model bisnis yang lebih kreatif dan inovatif. Maka yang bisa melakukan ini adalah kaum milenial dimana keberadaannya di dalam BUMN harus semakin banyak dan tidak terkecuali di level komisaris,” ucapnya.
Kehadiran para komisaris milenial dalam BUMN ini, lanjut dia, adalah strategi efektif agar perusahaan plat merah dapat go internasional. Khusus untuk Aceh sangat diharapkan ada sosok milenial yang menjadi komisaris seperti di PT. PIM, PTPN I dan juga BUMN lainnya karena hanya kaum milenial yang memiliki daya respon sesuai kehendak zaman.
“Komisaris milenial yang memiliki daya dobrak dan kemampuan berfikir lebih dinamis serta tidak berafiliasi pada partai politik tertentu pada BUMN yang ada di Aceh tidak bisa ditunda agar perusahaan ini kemudian dapat berkembang dan tumbuh dengan lebih pesat dimasa akan datang sesuai dengan semangat yang di bangun oleh Bapak Erick Tohir melalui AKHLAK sebagai core values untuk BUMN Indonesia dapat bersaing,” demikian papar Dr Mohd Heikal.