DIALEKSIS.COM | Bali - Ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) akan segera digelar pada September 2024. Sejumlah persiapan untuk mengikuti Pra PON pun mulai digelar.

Di Bali, Pra PON untuk cabor kriket akan di pertandingan pada Minggu ini (24/7/2023) di Lapangan Udayana, Jimbaran, Badung. Sebanyak 10 Provinsi pun akan datang ke Bali untuk mengikuti Pra PON cabor kriket untuk nanti mendapatkan tiket PON XXI.

Untuk keseluruhan, ada sebanyak 65 cabor dari 67 disiplin sport yang akan dipertandingkan. Bali sendiri berencana akan menerjunkan 54 cabor, mulai dari babak kualifikasi yang akan berakhir pada November 2023 ini. 

Ini artinya, Bali akan absen 11 cabor dari yang akan dipertandingkan tahun depan ini. “Ya, tidak ikut karena memang tidak ada di Bali (11 cabor) yang dipertandingkan itu,” ujar Sekum KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra.

Jumlah cabor yang diikuti oleh Bali dikatakan nyaris dua kali lipat dari PON di Papua kemarin. “Waktu PON Papua, Bali hanya mengikuti 29 cabor dari 37 yang dipertandingkan. Sekarang meningkat karena penambahan cabor yang dipertandingkan di PON,” ungkapnya.

Ini berati dengan meningkatkan cabor yang diikuti, tentu akan menambah meningkatknya jumlah medali yang akan diperebutkan. Bahkan untuk PON di Aceh dan Sumut bisa lebih dari 1.200 medali yang diperebutkan.

Jika dibandingkan dengan PON Papua, di mana Bali yang mengikuti 29 cabor saja, berhasil mendapatkan 28 medali emas. Artinya, untuk peluang mendulang medali di PON Aceh-Sumut lebih banyak lagi dan bonus untuk atlet pun kian melimpah jika meraih banyak medali.

Sayangnya, hingga berita ini ditulus, Yamadhiputra belum menjawab terkait apakah pihak KONI Bali sudah mempersiapkan penambahan anggaran atau pun pengajuan anggaran untuk bonus para atlet berprestasi nanti. Jangankan soal PON XXI di Aceh-Sumut, untuk bonus atlet Sea Games dari Bali pun KONI Bali sakit gigi.