Banjir Meluas di Aceh Utara, Akses Transportasi Terputus dan Sejumlah Desa Terisolir
Font: Ukuran: - +
Reporter : Rizkita Gita
Kondisi banjir di Aceh Utara (Rizkita/Dialeksis.com)
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Hujan deras dan meluapnya air Sungai (krueng) Keureuto dan Krueng Pirak, penyebab banjir meluas ke tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Utara. Sejak dua hari terakhir ini terdapat 709 rumah warga masih terendam bahkan sejumlah desa terisolir, jalur transportasi terputus.
Amatan di lokasi banjir, ketinggian air di sejumlah titik pemukiman warga mencapai 60 sampai 80 sentimeter. Aktivitas warga lumpuh total karena terputusnya jalur transportasi akibat terendam banjir.
Kasi Humas Polres Aceh Utara, Iptu Bambang, menjelaskan bahwa banjir telah merendam 19 desa di wilayah tersebut. Tujuh desa di antaranya dalam kondisi terisolir, yaitu Tanjong Haji Muda, Lawang, Siren, Meunye Pirak, Pante Pirak, Alue Thoe, dan Gampong Tumpok Barat.
“Warga yang terdampak saat ini masih bertahan di rumah masing-masing, meski air belum surut," sebut Bambang pada Rabu(9/10/2024).
Bambang menambahkan, banjir juga merendam 370 hektare sawah yang sedang ditanami padi. Fasilitas umum seperti Mapolsek Matangkuli, Kantor Camat, Koramil, Puskesmas, serta beberapa sekolah di desa yang terdampak juga ikut terkena dampak.
Sejumlah ruas jalan penghubung antar desa tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, memaksa warga menggunakan sampan tradisional sebagai alat transportasi.
Dia menambah jalur darurat pun disiapkan untuk menghubungkan desa-desa yang terdampak banjir."Untuk sementara, warga menggunakan sampan tradisional untuk beraktivitas sehari-hari, sementara tim gabungan terus memantau situasi dan berupaya memberikan bantuan," pungkasnya.