BPBA Gelar Apel Gabungan Kesiapan Hadapi Bencana
Font: Ukuran: - +
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Keistimewaan Sekretaris Daerah Aceh M Jafar bertindak sebagai pembina apel siaga gabungan di Lapangan Blang Padang, Kamis (30/01/2020). [Foto: Diskominfo Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaksanakan apel siaga gabungan dan gelar peralatan penanggulangan bencana di Lapangan Blang Padang, Kamis (30/01/2020).
Apel ini bertujuan untuk mengecekan fungsi dan kinerja alat serta untuk membangun kembali semangat dalam bekerjasama, sehingga dapat memperkuat komitmen untuk berbuat yang terbaik guna melindungi masyarakat dari segala ancaman bencana.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Keistimewaan Sekretaris Daerah Aceh M Jafar bertindak sebagai pembina apel dalam sambutannya mengatakan, sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Aceh dikategorikan wilayah rawan bencana. Peristiwa tsunami beberapa tahun silam merupakan salah satu bukti betapa besarnya ancaman bencana.
Jafar menyebutkan, sepanjang tahun 2019, BPBA mencatat 797 kejadian bencana, jumlah itu dua kali lebih banyak dibanding tahun 2018. Jenis bencana yang paling sering terjadi adalah kebakaran pemungkiman, banjir genangan, banjir luapan, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung dan gempa.
"Total kerugian mencapai Rp198 miliar, sebanyak 6 orang meninggal dunia dan lebih dari 11 ribu keluarga harus mengungsi," jelasnya.
Dari hal itu, Jafar mengharapkan agar semua pihak memperkuat koordinasi di bidang penanggulangan bencana dan meningkatkan kembali wawasan pengetahunan tentang kebencanaan. Kemudian juga mempertajam pemetaan terhadap kawasan bencana sehingga bisa diprioritaskan dalam siap gerak pembangunan daerah.
"Seluruh tim dan relawan harus senantiasa siaga, tidak boleh lalai apalagi mengabaikan sistem koordinasi yang telah dibangun, upaya melatih diri juga harus terus dilakukan agar siap bekerja cepat dalam situasi darurat," harapnya.
Ia menambahkan walaupun sudah bekerja maksimal dalam mengurangi dampak bencana, pekerjaan penanggulangan masih panjang karena bencana bisa saja datang kapan saja yang terpenting.
"Kita harus berdoa agar Aceh terhindar dari kebencanaan, selain itu kita harus meningkatkan kewaspadaan serta memperbanyak mensosialiasi kepada masyarakat tentang kebencanaan," tutupnya. (dka)