BPS Mencatat Aceh Mampu Ekspor Batu Bara ke India, Impor Kain dari China
Font: Ukuran: - +
[Tugu Simpang Lima Banda Aceh. Foto: Merdeka]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat angka ekspor-impor pada Agustus lalu turun. Menurut data BPS Tanah Rencong mengekspor batu bara ke India, dan mengimpor kain dari China.
Kepala BPS Aceh Ihsanurrijal, mengatakan, nilai ekspor barang asal Aceh pada Agustus lalu sebesar 23,8 juta USD atau mengalami penurunan 0,56 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan itu, Tanah Rencong mengekspor komoditi migas sebesar 32 USD komoditas non migas sebesar 23.856.023 USD.
"Kelompok komoditi non migas terbesar yang diekspor pada Agustus dari kelompok komoditi bahan bakar mineral yaitu sebesar 11.735.213 USD dengan komoditas utama berupa coal, whether or not pulverised, but not agglomerated, other coal (batubara yang dilumasi maupun tidak tapi tidak diaglomerasi, batubara lainnya)," kata Ihsanurrijal dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).
Komiditas lain yang diekspor yaitu kelompok kopi, teh, rempah-rempah sebesar 8,718,366 USD dan kelompok buah-buahan sebesar 1,582,543 USD. Menurut Ihsanurrijal, negara tujuan terbesar ekspor dari Aceh yaitu India dengan komoditas batubara.
"Ekspor ke India sebesar US$ 11.330.211 pada Agustus lalu," ujar Ihsanurrijal.
Ekspor dari Aceh dilakukan lewat pelabuhan di Aceh maupun luar Aceh seperti Sumatera Utara, Bali dan DKI Jakarta. Melalui Pelabuhan Belawan, Tanah Rencong mengirim kopi ke Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
Sedangkan barang diimpor ke Aceh pada Agustus senilai US$ 58.769 atau turun 96,89 persen dibandingkan Juli. Aceh tidak mengimpor komoditas migas pada bulan tersebut.
"Selama Agustus nilai impor komoditi non migas paling besar adalah kelompok komoditi kendaraan dan bagiannya yaitu sebesar US$ 2.507," ungkap Ihsanurrijal.
Barang lain yang diimpor yaitu kelompok mesin/peralatan listrik sebesar US$ 1.449 dan kelompok mesin/pesawat mekanik sebesar US$ 70 [Detik].
"Pada bulan Agustus, impor non migas terbesar berasal dari negara Tiongkok yaitu sebesar US$ 52.396 dengan komoditi utama berupa kain gulungan (pile fabrics)," ujar Ihsanurrijal.