Cara Tingkatkan Efektivitas Masker
Font: Ukuran: - +
[Dok. Freepik]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Penggunaan masker menjadi sangat kursial selama pandemi Covid-19. Masker dinilai menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penyebaran virus dari satu orang ke orang lainnya.
Namun demikian, efektivitas tersebut dapat tercapai jika masker digunakan secara baik dan benar.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan tips dan sejumlah hal yang harus dihindari dalam penggunaan masker. Ia meminta masyarakat memahami hal tersebut agar penggunaan masker efektif mencegah penularan virus corona.
"Penggunaan masker yang benar sangat penting untuk meningkatkan efektivitas masker dalam mencegah penularan Covid-19," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (18/2/2021).
3 hal yang tak disarankan
Wiku menyebut, setidaknya ada 3 jenis masker yang bisa digunakan yakni masker medis atau surgical mask, masker kain, dan masker KN95.
Disarankan supaya masyarakat tak menggunakan masker yang memiliki katup udara. Sebab, keberadaan katup pada masker bisa menjadi celah masuknya virus.
Selain itu, masyarakat disarankan untuk tidak menggunakan 2 masker medis secara bersamaan. Menggabungkan 2 masker medis, kata Wiku, tak dapat meningkatkan filtrasi terhadap virus.
Wiku pun mengingatkan masyarakat tak melapisi masker KN95 dengan masker lainnya. Masker jenis ini cukup digunakan secara tunggal.
"Memakai masker dengan benar lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali," ujar Wiku.
Meningkatkan efektivitas masker
Wiku menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker medis berlapis masker kain. Menurut penelitian Centers for Disease Control (CDC) di Amerika, menggunakan dua jenis masker ini secara bersamaan dapat meningkatkan filtrasi terhadap virus.
"Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di laboratorium menemukan bahwa kombinasi masker ganda ini memberikan perlindungan yang jauh lebih baik bagi pemakaiannya dan orang lain dibandingkan dengan hanya memakai masker kain saja atau masker medis saja," ujar Wiku.
Untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan, disarankan memilih masker yang memiliki kawat pada bagian hidung. Dengan demikian, masker dapat menyesuaikan bentuk hidung dan mencegah celah masuknya virus.
Selain itu, masyarakat dapat menggunakan penyangga agar masker bisa dipakai sempurna dan sesuai dengan bentuk wajah. Disarankan untuk memilih penyangga masker yang elastis supaya nyaman digunakan tetapi tetap tertutup.
"Mengikat karet telinga dan melipat sisa masker dapat dilakukan jika ukurannya masker lebih besar dari wajah kita sehingga masker rapat dan menutupi hidung dan mulut dengan sempurna," kata Wiku.
Selain dengan cara yang benar, Wiku menyebut bahwa masker harus digunakan secara konsisten.
Penggunaan masker hendaknya dilakukan di tempat umum, ketika bertemu dengan orang yang tidak tinggal serumah, di dalam rumah, maupun saat merawat pasien Covid-19.
"Dengan kepatuhan memakai masker yang semakin meningkat harapannya dapat menurunkan angka penularan di masyarakat sehingga kasus positif Covid-19 dapat segera turun hingga tidak ada sama sekali," kata dia.
Turunkan risiko penularan Pentingnya penggunaan masker juga berulang kali disampaikan oleh Achmad Yurianto yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
Menurut Yurianto, risiko penularan virus akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Ketika seseorang membawa virus dan melakukan kontak dekat dengan orang lain tanpa keduanya memakai masker, maka kemungkinan penularan virus mencapai 100 persen.
"Kedua, orang yang sakit pakai masker, sementara kelompok rentan tidak memakai masker maka potensi penularan mencapai 70 persen," kata Yuri sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, Selasa (22/9/2020).
Ketiga, ketika orang sakit pakai masker sementara orang sehat tidak pakai masker, tingkat penularannya hanya 5 persen. Keempat, jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya 1,5 persen.
Masker menjadi efektif lantaran penularan virus corona dapat terjadi melalui droplet atau percikan ludah ketika seseorang bicara, batuk, maupun bersin. [Kompas.com]