Dana Akidi Tio Konon Ada di Singapura, Berapa Kurs Dolarnya?
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nama mendiang Akidi Tio membuat heboh satu Indonesia sejak pekan lalu, sebab pihak keluarga memberikan dana bantuan sosial untuk penanganan pandemi penyakit virus corona (Covid-19) di Sumatera Selatan senilai Rp 2 triliun.
Belakangan, sumbangan tersebut menuai polemik, bahkan tokoh-tokoh nasional juga turut buka suara.
Sumbangan itu rencananya akan diberikan kepada Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel), Irjen Eko Indra Heri.
Namun, setelah sepekan berlaku, pada Senin kemarin (2/8/2021), donasi fantastis itu pun tengah diselidiki oleh aparat karena dananya belum ada.
Anak mendiang Akidi Tio, Heriyanti, yang juga memberikan sumbangan tersebut secara simbolis pada pekan lalu dipanggil ke Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel). Sempat ada kabar Heriyati dijadikan tersangka, tetapi Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi, kemudian menyampaikan pernyataan berbeda.
"Statusnya saat ini masih proses pemeriksaan. Belum (tersangka) " kata Kombes Supriadi, menjawab pernyataan soal Dirintel Polda Sumsel yang menyebut Heriyanti sudah menjadi tersangka di Mapolda Sumsel, Senin (2/8/2021), dilansir Detiknews.
Kabar yang berkembang, dana Rp 2 triliun Akidi Tio berada di Singapura, meski belum jelas dalam bentuk apa dana tersebut.
Jika dalam bentuk dolar Singapura, maka saat ini nilai tukarnya sedang terpuruk melawan rupiah.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:12 WIB, dolar Singapura melemah 0,36% ke Rp 10.613,91/SG$ di pasar spot, setelah melemah 0,2% kemarin. Dolar Singapura saat ini juga berada di level terendah dalam 5 bulan terakhir.
Terus merosotnya nilai tukar dolar Singapura terjadi setelah pemerintahnya kembali menerapkan pengetatan pembatasan sosial, yang dimulai pada 22 Juli hingga 18 Agustus mendatang. Negeri Merlion juga menghadapi kenaikan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19).
"Ini (lonjakan kasus Covid-19) sangat mengkhawatirkan, sebab dapat berdampak kepada seluruh masyarakat kita," tulis Kementerian Kesehatan Singapura yang dikutip CNBC International, Selasa (20/7/2021).
Selain itu, memburuknya outlook perekonomian global juga turut membebani dolar Singapura. Sebab, ekspornya berisiko melambat, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap produk domestik bruto (PDB). Singapura sangat bergantung dari ekspor untuk menggerakkan perekonomian. Rasio ekspor terhadap PDB sekitar 104%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia.[CNBC Indonesia]