Minggu, 05 Oktober 2025
Beranda / Berita / Dari Mualem–Dek Fad untuk Aceh: Seruan Rozzy Wanela agar Semua Elemen Bersatu

Dari Mualem–Dek Fad untuk Aceh: Seruan Rozzy Wanela agar Semua Elemen Bersatu

Minggu, 05 Oktober 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Mantan Koordinator Relawan dan Juru Bicara pasangan Muzakir Manaf (Mualem)–Fadhlullah (Dek Fad), Rozzy Wanela. Foto: doc Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Aceh - Mantan Koordinator Relawan dan Juru Bicara pasangan Muzakir Manaf (Mualem) - Fadhlullah (Dek Fad), Rozzy Wanela, menyerukan pentingnya keterlibatan semua pihak tanpa terkecuali dalam mendukung dan mengawal pelaksanaan visi-misi pemerintahan Aceh yang baru. Menurutnya, tanggung jawab membangun Aceh tidak bisa hanya dibebankan pada pemimpin, melainkan merupakan kerja bersama seluruh elemen rakyat.

“Roda pemerintahan tidak akan berjalan maksimal bila hanya ditarik oleh satu pihak. Mualem dan Dek Fad telah menyiapkan peta jalan pembangunan Aceh yang sangat visioner. Sekarang, tugas kita semua adalah memastikan peta itu benar-benar diwujudkan,” ujar Rozzy kepada Dialeksis saat dihubungi, Minggu (5/10/2025).

Rozzy menjelaskan, visi kepemimpinan Mualem“Dek Fad berakar pada semangat pembaharuan Aceh bukan hanya dari sisi pembangunan fisik, tapi juga pembenahan sistem pemerintahan, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan reformasi tata kelola sumber daya alam.

“Dalam RPJMD dan RPJP yang disusun, arah kebijakan sudah sangat jelas: Aceh yang mandiri, berdaya saing, dan sejahtera berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal,” katanya.

“Mualem dan Dek Fad sudah menegaskan bahwa pembangunan Aceh tidak boleh lagi berorientasi proyek jangka pendek. Ini harus menjadi gerakan besar, yang membawa perubahan menyeluruh dan berkelanjutan,” ujarnya lagi.

Menurut Rozzy, keberhasilan program-program strategis hanya mungkin dicapai bila seluruh elemen mulai dari pemerintah daerah, DPR Aceh, ulama, akademisi, pengusaha, hingga masyarakat sipil bergerak dalam satu irama.

“Kita tidak bisa lagi bekerja dalam sekat-sekat sektoral. Pemerintah butuh dukungan legislatif yang konstruktif, bukan oposisi yang destruktif. Dunia usaha butuh kepastian kebijakan, sementara masyarakat butuh ruang partisipasi yang terbuka,” katanya.

Ia menilai, model kepemimpinan Mualem“Dek Fad membuka ruang besar bagi kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan pentahelix sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia bisnis, masyarakat, dan media.

“Dek Fad sendiri sudah menunjukkan gaya kepemimpinan yang merangkul dan komunikatif. Ia turun langsung ke lapangan, berdialog dengan masyarakat, mendengar keluhan, dan mencari solusi bersama. Itu tanda bahwa pemerintahan baru ini siap bekerja dari bawah, bukan dari menara gading,” tambah Rozzy.

Rozzy menegaskan bahwa keberhasilan Mualem - Dek Fad akan sangat bergantung pada kesediaan seluruh pihak untuk meninggalkan ego sektoral. “Kita perlu menumbuhkan kembali semangat ‘keacehan’ semangat gotong royong, tanggung jawab moral, dan komitmen membangun negeri sendiri,” ujarnya.

Ia mencontohkan, sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata Aceh memiliki potensi luar biasa yang selama ini belum digarap optimal karena minimnya sinergi antarinstansi. “Jika semua pihak bergerak serentak, kita tidak hanya akan bicara soal PAD meningkat, tetapi juga kesejahteraan rakyat yang merata,” tegasnya.

Rozzy juga mengingatkan pentingnya kepercayaan publik. “Rakyat akan percaya jika melihat transparansi, akuntabilitas, dan ketulusan. Mualem dan Dek Fad sudah memberikan sinyal kuat tentang hal itu tinggal bagaimana jajaran di bawahnya menjabarkan dengan kerja nyata,” katanya.

Lebih jauh, Rozzy menilai pemerintahan baru ini tengah menapaki jalur transformasi besar dari pola pembangunan konvensional menuju pendekatan berbasis inovasi dan kemandirian daerah. “Kita harus mendukung langkah-langkah ini, bukan sekadar mengomentari dari pinggir lapangan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, keberhasilan RPJMD dan RPJP Aceh lima tahun ke depan bukan sekadar ukuran politik, tetapi cerminan masa depan anak cucu Aceh. “Jika hari ini kita abai, maka kita sedang menunda kemajuan generasi mendatang,” katanya dengan nada tegas.

Rozzy optimistis, dengan kerja terpadu dan niat tulus dari seluruh pihak, Aceh akan mampu keluar dari bayang-bayang stagnasi pembangunan. 

“Mualem punya ketegasan dan visi, Dek Fad punya pendekatan humanis dan inklusif. Kombinasi keduanya adalah modal besar bagi kebangkitan Aceh,” ujarnya.

Di akhir wawancara, Rozzy menyampaikan pesan reflektif, “Saatnya kita berhenti saling menyalahkan dan mulai saling menguatkan. Pemerintah butuh rakyat, rakyat butuh pemerintah. Visi besar Aceh hanya akan hidup jika semua bersatu mewujudkannya.”

Ia menegaskan, tanggung jawab moral untuk memajukan Aceh kini ada di tangan semua pihak, bukan hanya di pundak dua pemimpin di Meuligoe. 

“Kita semua bagian dari cerita besar Aceh baru. Mari menulis babak itu bersama, dengan kerja nyata, keikhlasan, dan kolaborasi,” tutup Rozzy pengusaha muda yang sedang naik daun.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI