Dewan Profesor USK: Menjaga Marwah Akademik dari Serambi Mekah
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Prof. Dr. Ir. Izarul Machdar, M.Eng (Tengah) terpilih sebagai Ketua Dewan Profesor USK periode 2024-2026, dalam pemilihan yang berlangsung di gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Selasa (24/09/2024). Foto: Humas USK.
DIALEKSIS.COM | Aceh - Di balik dinding-dinding bersejarah Universitas Syiah Kuala (USK), sebuah babak baru dalam tata kelola akademik telah dimulai. Dewan Profesor, yang baru dibentuk pada pertengahan Oktober lalu, kini menjadi tulang punggung pengembangan institusi tertua di Aceh ini.
"Pembentukan Dewan Profesor merupakan langkah strategis untuk memastikan USK tetap relevan dalam kancah pendidikan tinggi global," ujar Prof. Dr. Apridar, S.E., M.Si., Ketua Komisi B Dewan Profesor USK kepada Dialeksis di kantornya di Darussalam, Banda Aceh, Selasa (22/10/2024).
Menurut Apridar, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Aceh, lembaga yang dipimpin Prof. Dr. Izarul Machdar ini tidak sekadar menjadi penghias struktur organisasi.
"Kami adalah badan kolegial tertinggi yang memiliki otoritas untuk mengawal kualitas akademik hingga memberikan masukan kritis terhadap kebijakan universitas," tegasnya.
Dewan yang baru berusia seminggu ini membagi fokus kerjanya ke dalam tiga komisi. Masing-masing bergerak dalam pengembangan keilmuan, penguatan jaringan kemitraan, dan penegakan etika profesional.
"Ini bukan struktur biasa, tapi mekanisme check and balance untuk memastikan USK bergerak ke arah yang tepat," jelas guru besar ilmu ekonomi ini.
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, Apridar menekankan peran vital Dewan Profesor dalam mendongkrak produktivitas penelitian dan publikasi ilmiah.
"Kami tidak hanya bicara soal kuantitas, tapi kualitas yang bisa bersaing di level internasional," tambahnya.
Lebih dari sekadar think tank universitas, dewan ini juga memiliki tanggung jawab berat dalam harmonisasi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja.
"Kami harus memastikan lulusan USK tidak hanya pandai secara teoritis, tapi juga siap menghadapi tantangan nyata," tegas Apridar.
Menariknya, dewan ini juga diberi wewenang untuk memberikan rekomendasi pembukaan program studi baru.
"Ini bukan sekadar menambah jumlah prodi, tapi memastikan setiap program yang dibuka benar-benar menjawab kebutuhan zaman," jelasnya.
Dengan berbagai peran strategis tersebut, Dewan Profesor diharapkan menjadi katalis yang mempercepat langkah USK menuju universitas kelas dunia. "Kami optimis USK bisa menjadi mercusuar pendidikan tinggi, tidak hanya di Aceh, tapi juga di level nasional dan global," tutup Apridar. [ra]