Disiplin Protkes Turun di Aceh, Zona Oranye Meluas
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hasil monitoring kepatuhan protokol kesehatan (Prokes) oleh Tim Pemantau Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Nasional menunjukkan tingkat disiplin Protokol Kesehatan (Protkes) menurun di Aceh. Sejalan dengan kondisi tersebut, zona oranye pun meluas menjadi 10 kabupaten/kota.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani kepada awak media di Banda Aceh, usai mendapat laporan dari Tim Satgas Covid-19 Nasional, Jumat (2/4/2021).
“Perilaku kesehatan selalu berkorelasi dengan kondisi kesehatan masyarakat di suatu daerah,” sebut pemilik panggilan ringkas SAG itu.
Ia menjelaskan, Satgas Penanganan Covid-19 Nasional memonitoring perilaku masyarakat di tempat-tempat umum yang berpotensi terjadi kerumunan. Hasil monitoring dianalisis secara kuantitatif dan dipublikasi tiap minggu secara nasional. Peta zonasi risiko juga dirilis saban minggu hasil analisis data pandemi Covid-19 di setiap daerah.
Pada publikasi 7 Maret 2021 lalu, tingkat kepatuhan memakai masker di Aceh masih sekitar 73,15 persen. Sementara tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan sekitar 80,81 persen. Sedangkan hasil analisis data per 28 Maret 2021, tingkat pemakaian masker turun menjadi 70,82 persen, dan kepatugan jaga jarak turun menjadi 79,51 persen.
Pada sisi lain, hasil analisis data epidemiologis, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan periode 22-28 Maret, zona oranye meluas kembali di Aceh, dari enam menjadi 10 kabupaten dan kota, yakni Aceh Gayo Lues, Tamiang, Langsa, Lhokseumawe, Bener Meriah, Pidie Jaya, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Barat, dan Sabang.
Kesepuluh kabupaten/kota tersebut merupakan zona risiko sedang penularan virus corona dan peningkatan kasus Covid-19 di Aceh. Sedangkan 13 kabupaten/kota lainnya merupakan zona kuning, atau risiko rendah Cavid-19, tambahnya.
Menurut SAG, turunnya disiplin pemakaian masker dan menjaga jarak di Aceh tampaknya terkait dengan cakupan vaksinasi Covid-19 tenaga kesehatan, kelompok lanjut usia, dan pelaksana pelayanan publik, yang kian tinggi di Aceh. Ia pun menhimbau tetap mejalankan Protkes meski sudah vaksinasi Covid-19.
“Protkes mencegah masuk virus corona ke dalam tubuh, dan vaksinasi Covid-19 membentuk antibodi spesifik untuk melawan apabila terinfeksi. Keduanya merupakan upaya pencegahan,” tuturnya.
Kasus Covid-19
Selanjutnya SAG mengabarkan kondisi terakhir penanganan Pandemi Covid-19 di Aceh, per tanggal 2 April 2021. Secara akumulatif, kasus Covid-19 di Aceh sudah tercatat sebanyak 9.912 kasus/orang. Para penyintas yang sudah sembuh sebanyak 8.064 orang. Penderita dalam perawatan sebanyak 1.453 orang, dan kasus meninggal dunia sebanyak 395 orang.
Ada penambahan sembilan kasus baru terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona, dan enam orang penderita dilaporkan sembuh dalam 24 jam terakhir. Para penderita Covid-19 tersebut terdiri dari warga Pidie sebanyak tiga orang, Banda Aceh dua orang, warga Lhokseumawe dan Aceh Barat sama-sama satu orang. Sedangkan dua lainnya warga luar daerah.
Pada kurun waktu yang sama, pasien Covid-19 dilaporkan sembuh yakni warga Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak lima orang, dan satu lagi warga Kota Langsa. Tidak ada laporan ada yang meninggal dunia.
Sementara kasus-kasus probable secara akumulatif sebanyak 672 orang, yang meliputi 602 orang sudah selesai isolasi, 12 orang sedang isolasi di rumah sakit, dan 58 orang meninggal dunia. Kasus probable merupakan kasus-kasus yang menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19, urai SAG.
Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 7.110 orang. Suspek yang telah selesai melakukan isolasi sebanyak 6.989 orang, sedang isolasi di rumah sebanyak 83 orang, dan sebanyak 38 orang sedang menjalani isolasi di rumah sakit, tutup SAG.[]