Dua Siklon Tropis Mengancam Perairan Indonesia
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi logo BMKG. Foto: net
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya dua siklon tropis yang berpotensi memengaruhi kondisi cuaca di perairan Indonesia. Kedua siklon tersebut adalah Trami yang berada di Laut Cina Selatan dan Kong-Rey yang terpantau di Laut Filipina.
"Siklon Tropis Trami terdeteksi sekitar 1.430 kilometer sebelah utara Natuna," kata BMKG dalam keterangan resminya, Senin, 28 Oktober 2024. Siklon ini berada di koordinat 16,8 derajat Lintang Utara dan 108,6 derajat Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 95 kilometer per jam.
BMKG memperkirakan intensitas Siklon Trami akan melemah dalam 24 jam ke depan menjadi kategori satu. Arah pergerakannya diprediksi menuju timur tenggara ke arah Laut Cina Selatan sebelah timur Vietnam.
Sementara itu, Siklon Kong-Rey berada sekitar 1.600 kilometer sebelah timur laut Tahuna, tepatnya di koordinat 17 derajat Lintang Utara dan 130 derajat Bujur Timur. Siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 85 kilometer per jam dengan tekanan udara minimum 985 hPa.
"Meski diperkirakan menguat dalam 24 jam ke depan, Siklon Kong-Rey masih akan bertahan dalam kategori satu," ujar BMKG. Siklon ini bergerak ke arah barat menuju Laut Filipina.
Dampak tidak langsung dari kedua siklon ini adalah timbulnya gelombang moderate sea setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di beberapa wilayah perairan Indonesia. Wilayah tersebut meliputi Laut Natuna Utara, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat, serta perairan Kepulauan Sangihe hingga Talaud.
BMKG juga mencatat adanya sirkulasi siklonik di Samudra Pasifik Timur Filipina dan Samudra Hindia Barat Sumatera. Fenomena ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Aceh hingga Papua.
Daerah pertumbuhan angin atau konfluensi terpantau di lima wilayah perairan, yakni Teluk Thailand, Laut Natuna, Laut Sulawesi, Laut Halmahera, dan Laut Filipina. BMKG menghimbau masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku pelayaran, untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem ini.