kip lhok
Beranda / Berita / Grand Aceh Kuliner, Ramuan Bisnis dan Sosial Husaini Syamaun

Grand Aceh Kuliner, Ramuan Bisnis dan Sosial Husaini Syamaun

Selasa, 20 Oktober 2020 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sungguh tidak terbayangkan oleh Ir. Husaini Syamaun, MM kalau dirinya dapat meramu "rasa" menjadi bisnis yang menyenangkan. Bayangkan, mantan Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini dapat menjemput publik dari semua usia dan berbahagia kalangan melalui bisnis kuliner yang dia bangun sejak akhir 2017 lalu.

Mendengar nama "Grand Aceh Hotel" tentu sudah tidak asing lagi. Usaha penginapan itu milik saudara kandung Husaini Syamaun. Langkah bisnis itu diikuti Husaini, namun bisnis yang dipilih dalam mengisi usia pensiun adalah "kuliner" yang kini sangat populer di kalangan keluarga keluarga pencinta kuliner dan tamu dari berbagai Daerah memberi yaitu "Grand Aceh Kuliner" (GAK) pusat makanan sangat lengkap dan sehat di Jalan Ulee Lheue Banda Aceh.

"Kebetulan saya punya pengalaman sedikit soal Masak me Masak, karena disamping sebagai Anak pertama yang sering bantu Ibu waktu kecil juga sempat Masak sendiri selama 5 tahun di Pesantren sehingga saya pilih usaha yang menyenangkan ini," kata Husaini kepada Dialeksis.com, Selasa (20/10/2020).

Bisnis Kuliner bagi Husaini awalnya hanya sebagai hobi saja. Namun dalam perjalanan "selera" itu berkembang, “Na nyum na yum” (ada rasa ada harga).

Husaini bercerita pengalamannya bersama keluarga yang selalu bertentangan "selera" soal makan, sebab lidah tuanya terasa dengan nostalgia khas Aceh, sedangkan Anak-anaknya punya selera lain, dan begitu pula sebaliknya. Karena itulah kemudian Husaini dan istri berfikir memulai usaha "kuliner untuk keluarga".

"Itu salah satu alasannya membuka usaha Grand Aceh Kuliner. Harus menjadi Pusat makanan untuk keluarga. Disini disiapkan menu untuk segala usia. Kuliner keluarga, berarti kami jamin tetap bersih, nyaman, dan sehat," jelasnya.

Perkara kebersihan dan kesehatan ini adalah hal penting bagi Husaini, apalagi ketiga putra-putrinya sangat intens mengawasi kebersihan di Grand Aceh Kuliner.

Alasannya, anak-anak Husaini Syamaun memang bergelut di bidang kesehatan. Putra pertamanya seorang dokter umum dr Warzukni, Putra kedua drg (Muda) Mustaqim, dan paling bungsu Fitriana, calon dokter gigi. Sedangkan Istri tercinta seorang dosen, Dr Ir Gina Erida MSi.

Karena dukungan keluarga yang begitu kuatlah Husaini Syamaun melebel "Grand Aceh Kuiner" sebagai "pusat kuliner keluarga".

Sebagai pusat makanan keluarga tentu saja Grand Aceh Kuliner terus memberi pelayanan dan kenyaman bagi pelanggannya, termasuk turut memanjakan pelanggan dengan mendirikan sebuah mini market, agar semua kebutuhan keluarga tersedia di satu tempat, seperti kebutuhan susu anak, kebutuhan diri, dan tentu keperluan dapur lainnya.

"Kami siapkan Mini Market agar keluarga lebih mudah, bersantap sekaligus bisa berbelanja kebutuahannya," lanjut Husaini.

Berjiwa Sosial

Memilih jalur kuliner bukan melulu untuk kepentingan bisnis, kecuali salah satu media silaturrahim di usia pensiun.

Husaini juga memberi kepedulian sosial lebih kepada karyawannya yang dia rekrut dari berbagai tempat di Aceh. Sebagian besar memang anak dari keluarga kurang maupun, yatim piatu, dan penganggur di kampung.

Ada 25 pekerja di Grand Aceh Kuliner dengan latar belakang berbeda, namun Husaini tetap komit membayar karyawan sesuai Upah Minimum Provinsi (UMR), bahkan sedikit lebih.

"Mereka semua diperlakukan seperti keluarga dan ada tempat menginapnya dan makan disiapkan. Bagi yang sudah berkeluarga ada tempat tinggalnya. Ada bonus juga kalau penjualan melebihi target," jelas Husaini.

Tentu 25 orang tenaga kerja tersebut, tidak termasuk pedagang kuliner yang membuka usahanya sendiri di Grand Aceh Kuliner.

Bagaimana di masa pandemi covid-19 ini? Husaini menjelaskan apabila pihaknya juga menutup tempat usaha, namun untuk seluruh pekerja yang diliburkan tetap tinggal di penginapan, mereka tetap di gaji seperti biasa. Husaini menyebut kebahagiaan bukan hanya ketika berjaya, tetapi saat sulit juga harus dinikmati.

Nah penikmat kuliner, boleh mencoba dan meng ulang-ulang lagi ke Grand Aceh Kuliner di Ulee Lhee ini. Jaraknya dari pusat kota hanya sekitar 1 kilometer saja. Yang paling penting, tamu yang hadir tidak bakal kecewa, karena aneka menu yang tersedia cukup menjamin ketersediaan kebutuhan selera.

Ada sate matang (Geurugok), Ada sop buntut, Iga, Bakso sari rasa(legendaris), Mie Aceh, Martabak, nasi uduk, dimsum, lontong, Tekwan, nasi goreng, Mie Pelangi, stake tuna/dori, Soto betawi, bebek bakar/goreng, Ben Husen (nasi kebuli, mindi dll) Bistik ayam, aneka masakan Jepang, pisang goreng panas, Rudolph panas, pekmpek, dan lain lain deh, lupa utk nyebut semua, termasuk aneka jus buah segar, pisang thok, dan bar Kopi ekspreso Gayo arabica, serta aneka minuman millennial.

Begitulah Grand Aceh Kuliner, terus bekerja dan bercita-cita ikut memajukan wisata kuliner di Aceh, dan tentu saja tanpa meninggalkan misi sosial dan pelayanan yang baik, sesuai moto Grand Aceh Kuliner; Ikhlas, Jujur, Peduli, dan bersama melayani.

"Juga ada kuliner nostalgia, Bakso Bang Adi, Bakso yang pernah sangat populer dikalangan siswa SMPN 1 Banda Aceh dimasanya," Begitu cerita Pak Husaini. Nah, Masih Ragu, silakan mencoba.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda