Jokowi Tegur Keras Dirut BUMN soal Investasi Tak Kunjung Terealisasi
Font: Ukuran: - +
Presiden Jokowi [Foto: Antara]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Presiden Joko Widodo mengaku kesal dengan badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak cepat merealisasikan investasi meski penting untuk negara. Ia pun blak-blakan mengaku pernah membentak seorang direktur utama perusahaan pelat merah karena hal tersebut.
Mulanya, Jokowi menceritakan soal investasi di anak usaha BUMN Pertamina, TPPI sebesar US$3,8 miliar yang sudah bertahun-tahun.
"Sudah sebelum kita sudah ada, kemudian ada masalah. Belum jalan-jalan juga," kata Jokowi saat memberikan pengarahan pada Komisaris dan Direksi Pertamina dan PLN, Selasa (16/11) lalu.
Video pengarahan Jokowi tersebut diunggah akun yaoutube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/11).
Jokowi mengatakan, usai terpilih menjadi Presiden tahun 2014, ia langsung menyambangi TPPI. Menurutnya, banyak yang harus dibenahi di TPPI untuk menyelesaikan banyak hal terkait barang pengganti komoditasi impor.
"Barang subtitusi impor itu ada di situ semuanya, semuanya," kata Jokowi.
Ia mengatakan banyak sekali turunan komoditas petrokimia tersebut jika investasi bisa terwujud.
Saat kunjungan terakhir Jokowi ke TPPI, Jokowi mengaku masih mendengar masalah serupa. Karena itu saat Direktur Utama menceritakan pada Jokowi soal masalah tersebut, Jokowi langsung membentaknya.
"Saya ke sana terakhir, Bu Dirut cerita ke saya, saya bentak karena itu ya memang benar," katanya.
Jokowi kesal lantaran selalu diceritakan hal yang sama.
"Bu, enggak.. enggak, saya enggak mau cerita itu lagi. Saya sudah dengar dari Dirut-dirut sebelumnya," kata Jokowi.
"Saya blak-blakan emang, biasa," imbuhnya.
Jokowi mengatakan tender sudah dua kali dilakukan, bolak-balik dan diulang terus. Ia mangaku tahu masalah tersebut karena mengikuti detail.
Presiden menegaskan negara ingin neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan selalu baik. Salah satu caranya dengan menekan impor karena kita bisa memproduksi komoditas itu sendiri.
"Kita punya industrinya, kita punya mesinnya kita punya bahan bakunya. Lha kok enggak kita lakukan malah kita impor. Itu lho yang saya sedih," kata Jokowi.
"Kalau saya 14 jam saya kerjakan agar segera jalan" ujarnya.
Dalam pertemuan ini Jokowi juga meminta PLN dan Pertamina segera memikirkan upaya penggunaan energi baru dan terbarukan sesuai dengan tututan dunia. (CNN Indonesia)