kip lhok
Beranda / Berita / Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Kalahkan India

Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Kalahkan India

Kamis, 15 Juli 2021 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Tsunami Covid-19 yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir membuat kasus aktif di Indonesia menembus 443.473 pasien pada Rabu (14/7/2021).

Kasus aktif ini bertambah 35.764 kasus dibandingkan kemarin, dan merupakan pertambahan tercepat sejak pandemi melanda Indonesia.

Alhasil, Indonesia naik ke peringkat 5 dunia dalam kasus aktif terbanyak. Indonesia mengalahkan India yang tercatat memiliki 439.814 kasus aktif.

Padahal, India merupakan salah satu episentrum Covid-19 dunia dengan varian delta yang menjadi sumber ketakutan dunia pada saat ini.

Kasus aktif di Indonesia juga semakin mendekati kasus aktif di Rusia yang tercatat 454.241 pasien.

Kenaikan kasus aktif di Indonesia disebabkan oleh pertambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia yang mencapai 54.517 pasien dalam sehari. Dengan jumlah tersebut, Indonesia kembali memimpin pertambahan kasus baru di seluruh dunia, mengalahkan Inggris yang tercatat 42.302 kasus dan India 36.390 kasus. Alhasil, hingga hari ini total konfirmasi positif di Indonesia menembus 2,67 juta.

Sementara itu, kasus kematian bertambah 991 orang sehingga total menjadi 69.210 orang. Ini merupakan kasus kematian Covid-19 yang cukup tinggi di Indonesia dalam sehari.

Kabar baiknya, kasus kesembuhan bertambah 17.762 orang dalam sehari. Totalnya ada 2,157 juta pasien yang sembuh dari Covid-19.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman sebenarnya telah mengingatkan bahwa Indonesia berpeluang menjadi episentrum Covid-19 dunia. Pasalnya, ketika sejak awal pandemi terjadi, ada tiga negara yang berpotensi menjadi episentrum corona dunia karena memiliki penduduk yang padat yakni India, Brasil, dan Indonesia,

"Saat ini dua dari tiga negara itu masih menjadi episentrum dan kasus kematian yang menjadi masalah. Indonesia bukan berarti sudah bebas, tapi malah bisa semakin besar kasusnya karena sinergitas pemerintah dan masyarakat. Dalam situasi harus menghadapi bersama-sama, tidak ada yang lebih dominan," kata Dicky, belum lama ini.

Dia menegaskan prgram pemerintah tidak akan berhasil jika tidak ada peran dari masyarakat, baik untuk 3T dan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, Dicky mengungkapkan anjuran protokol kesehatan harus disertai regulasi yang mendukung.

"Misalnya anjuran membatasi pergerakan masyarakat, tapi malah dipermudah pergerakan jadi kan kontraproduktif. Indonesia kasusnya tidak mirip kaya India memang tidak, hanya sedikit kemungkinannya, tapi kalau tidak ditangani serius bisa saja," ujarnya.[CNBC Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda