Beranda / Berita / Ketahanan Pangan Berbasis Inovasi di Gampong Lampulo

Ketahanan Pangan Berbasis Inovasi di Gampong Lampulo

Minggu, 05 Januari 2025 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Keuchik Gampong Lampulo, Alta Zaini dengan program ketahanan pangannya arahan Peraturan Menteri Desa. Foto: Kolase Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gampong Lampulo, Banda Aceh, terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan berbasis nabati dan hewani, sejalan dengan arahan Peraturan Menteri Desa (Permendes). Inisiatif ini diharapkan menjadi solusi atas keterbatasan lahan di wilayah padat penduduk seperti Kota Banda Aceh.

Menurut Keuchik Gampong Lampulo, Alta Zaini, salah satu program utama yang diusung adalah pengembangan tanaman hidroponik. “Dengan demikian, kami memprogramkan penanaman hidroponik serta pemanfaatan lahan tanah langsung melalui bedeng dan polibag di area tertentu,” ungkap Alta Zaini, Minggu (5/1/2025).

Program ini telah berjalan sejak 2022 dengan alokasi 20 persen dana desa yang disepakati melalui Musyawarah Gampong (Musgam). Pelaksanaannya melibatkan tokoh masyarakat dan dikoordinir langsung oleh ibu kepala dusun masing-masing.

Beragam jenis tanaman seperti selada, sawi, kangkung, bayam, pakcoy, cabai, tomat, dan terong berhasil dibudidayakan. Hasil panen dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama warga kurang mampu, ibu hamil, dan keluarga dengan anak stunting. “Sisanya dijual kepada pelaku usaha katering atau secara daring, dan hasilnya digunakan untuk membeli bibit baru,” tambahnya.

Tidak hanya tanaman, Gampong Lampulo juga mengembangkan ketahanan pangan hewani melalui budidaya ikan lele berbasis teknologi biovlog. Setiap dusun memperoleh tiga unit biovlog berdiameter dua meter, masing-masing diisi 2.000 bibit lele. Fasilitas pendukung seperti pakan, keranjang sortir, dan timbangan juga disediakan.

“Hasil budidaya lele ini dibagikan kepada masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti anak stunting dan ibu hamil. Sisanya dijual ke pasar lokal untuk mendukung keberlanjutan program,” jelas Alta Zaini.

Selain memanfaatkan dana desa, Gampong Lampulo juga memiliki Kelompok Wanita Tani (KWT) Malahayati, yang dibentuk berdasarkan SK Wali Kota Banda Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perikanan. Kelompok ini didukung anggaran tambahan untuk pembangunan fasilitas seperti rumah pembibitan dan peralatan kerja.

“Para anggota KWT didampingi langsung oleh penyuluh pertanian. Kami optimis program ini akan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI