KKB di Pusaran Penembakan-Pembakaran Sekolah Papua
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dituding bertanggungjawab atas sejumlah aksi penyerangan terhadap masyarakat sipil yang terjadi di wilayah Kabupaten Puncak, Papua pada Kamis (8/4) kemarin.
Aksi tersebut dilakukan dengan menembak mati seorang guru sekolah dasar (SD) bernama Oktavianus Rayo pada pagi hari sekitar pukul 09.50 WIT. Kemudian, sore harinya KKB diduga membakar tiga sekolah di wilayah yang sama.
Menurut Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Pol Iqbal Alqudussy terduga pelaku sedang dalam perjalanan menuju Ilaga untuk memenuhi undangan dari pimpinan KKB Legakak Telenggen. Dalam perjalanan mereka terdesak dengan kehadiran aparat.
"Sekitar pukul 09.50 WIT, di kampung Julukoma telah terjadi penembakan oleh kelompok KKB terhadap masyarakat sipil," Iqbal saat dikonfirmasi, Kamis (8/4).
Dia menerangkan bahwa korban ditembak dibagian rusuk kanan hingga mengakibatkan dua luka lubang di tubuhnya. Kala itu, korban sedang menjaga kios.
Korban langsung meninggal dunia setelah ditembak oleh terduga pelaku. Korban lantas dibawa oleh para tokoh agama, guru dan masyarakat sektiar ke Puskesmas Boega. Berdasarkan data kepolisian, terdapat dua korban lain yang selamat dalam insiden itu.
Sore harinya, KKB pimpinan Nau Waker alias Tidak Jadi melakukan aksi pembakaran terhadap tiga bangunan gedung sekolah di Kampung Julukoma, Distrik Boega. Namun demikian, belum diketahui pasti apakah pembakaran itu terkait dengan aksi penembakan di wilayah yang sama itu pagi harinya.
"TNI-Polri akan terus bergerak, segera mungkin untuk mengejar KKB. Di mana TNI-Polri telah berhasil kuasai wilayah Waker di Intan Jaya kemarin," ucap Iqbal lagi.
Terpisah, Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan bahwa lingkungan sekolah yang dibakar oleh KKB itu sudah tak beroperasi sejak tiga tahun lalu.
Menurutnya, tanah di lingkungan tersebut sempat bersengketa. Pemerintah Daerah pun sempat berupaya memfasilitasi mediasi tersebut namun tak tercapai kesepakatan. Sehingga, aktivitas belajar mengajar tak terlaksana.
"Guru dan tenaga medis harusnya dijaga oleh semua komponen, apalagi tidak banyak yang mau bertugas di kawasan pegunungan yang juga dikenal rawan keamanan," kata dia.
Namun, belum diketahui pasti penyebab pembakaran itu dilakukan. Dia meminta agar kepolisian dapat mengusut tuntas serentetat aksi yang dilakukan KKB di wilayah tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan dari pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang sering disebut oleh aparat sebagai KKB. CNNIndonesia.com telah berusaha menghubungi juru bicara TPNPB, Sebby Sambom namun belum mendapat respon.[CNN Indonesia]