kip lhok
Beranda / Berita / Kritik Pedas untuk Ketua Golkar Aceh dari Muntasir Hamid

Kritik Pedas untuk Ketua Golkar Aceh dari Muntasir Hamid

Kamis, 07 November 2024 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Mantan Sekretaris DPD I Golkar Aceh sekaligus mantan Ketua DPD II Golkar Banda Aceh. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang akhir masa jabatan Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, Teuku Muhammad Nurlif, kritik tajam datang dari mantan petinggi partai berlambang pohon beringin itu. Muntasir Hamid, mantan Ketua DPD II Golkar Banda Aceh yang juga pernah menjabat Sekretaris DPD I Golkar Aceh, menyoroti gaya kepemimpinan yang dinilai terlalu eksklusif.

"Di Aceh, terlalu eksklusif itu tidak baik. Minum kopi tidak harus di kafe, di kedai kopi biasa seperti di Ulee Kareng juga bisa," ujar Muntasir kepada Dialeksis, Kamis (7/11/2024).

Kritik utama Muntasir tertuju pada pendekatan one man show yang diterapkan dalam kepemimpinan partai. Ia menilai strategi tersebut kontraproduktif karena mengabaikan peran tokoh senior partai yang masih memiliki pengaruh di masyarakat. 

"One man show tidak bisa, kita tidak bisa mematahkan kekuatan-kekuatan Golkar yang lama," katanya.

Soal Keraguan Usung Calon Gubernur

Mantan Sekretaris DPD I Golkar Aceh ini juga menyoroti keragu-raguan partainya dalam mengajukan calon gubernur. Padahal menurutnya, posisi tawar Golkar di Aceh sangat kuat. 

"Secara bargaining position, Golkar nilai tawarnya sangat tinggi sekali. Seharusnya, Golkar kali ini bisa maju jadi gubernur," ungkapnya.

Keraguan ini, menurut Muntasir, muncul karena minimnya ruang diskusi dan masukan dari berbagai elemen partai. "Karena mungkin duluan dipatahkan, dia tidak tahu di mana tempat bertanya," ucapnya, merujuk pada kepemimpinan Nurlif.

Pentingnya Keseimbangan Generasi

Muntasir menekankan pentingnya menciptakan keseimbangan antargenerasi dalam partai. "Golkar itu harus bisa menghargai orang-orang muda, harus bisa juga menghargai orang-orang tua, harus bisa menghargai sepuh," tegasnya.

Menutup diskusi, mantan ketua DPD II Golkar Banda Aceh ini berharap partainya dapat bangkit dengan mengedepankan keterbukaan dan komunikasi yang lebih intens dengan masyarakat. 

"Saya berharap Golkar lebih besar ke depan. Inilah yang mendasari bagaimana Golkar ke depan, siapa yang akan kita usung, dan saya pikir tokoh-tokoh partai sudah bisa bangun kembali," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda