Sabtu, 26 Juli 2025
Beranda / Berita / Kurikulum Berbasis Cinta, Rektor UIN Ar-Raniry: Merupakan Paradigma Ideal Implementatif

Kurikulum Berbasis Cinta, Rektor UIN Ar-Raniry: Merupakan Paradigma Ideal Implementatif

Jum`at, 25 Juli 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.Ag. Foto: dok pribadi


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Langkah Kementerian Agama meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) disambut antusias di banyak kalangan. 

Di Aceh, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.Ag, menyebutnya sebagai Paradigma ideal implementatif yang perlu segera diterapkan sistem dan wajah baru pendidikan Islam di Indonesia.

“Ini bukan sekadar pergantian kurikulum. Ini perubahan paradigma pendidikan Islam yang lebih mendalam--berbasis nilai, kasih sayang, dan spiritualitas,” kata Mujiburrahman kepada Dialeksis melalui sambungan seluler, Jumat (25/7).

Menurut Mujiburrahman, dunia pendidikan Indonesia, termasuk di Aceh, selama ini masih terlalu berkutat pada aspek kognitif. Anak didik dikejar untuk menguasai teori dan hafalan, tapi acap kali luput pada nilai-nilai empati, cinta kasih, dan tanggung jawab sosial. Kurikulum Berbasis Cinta, menurutnya, datang sebagai koreksi atas itu semua.

“Pendidikan seharusnya menyentuh batin. Cinta adalah fondasi dari semua nilai kemanusiaan. Ketika cinta menjadi dasar kurikulum, maka siswa akan tumbuh sebagai manusia utuh, bukan hanya cerdas, tapi juga berkarakter dan lembut dalam sikap,” ujarnya.

Peluncuran Kurikulum Berbasis Cinta dilakukan oleh Menteri Agama Prof. Dt. K.H. Nasaruddin Umar, MA di Makassar, Kamis malam (24/7). Kemenag menyebut kurikulum ini sebagai upaya menghadirkan pendekatan pembelajaran yang lebih humanis dan berakar pada kearifan nilai-nilai Islam yang progresif dan membumi.

Lima Pilar Panca Cinta

Rektor UIN Ar-Raniry menjelaskan bahwa KBC dibangun di atas lima pilar yang disebut sebagai Panca Cinta, yakni: cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada diri sendiri dan sesama, cinta kepada ilmu pengetahuan, cinta kepada lingkungan, dan cinta kepada bangsa dan negara. 

“Kelima nilai ini bersifat universal dan melampaui sekat agama. Pendidikan seperti ini akan mendorong lahirnya generasi yang mencintai ilmu dan kehidupan, sekaligus peduli terhadap bumi dan sesamanya,” ujarnya.

Kurikulum baru ini, lanjut Mujiburrahman, juga mengedepankan pendekatan kolaboratif dan pemanfaatan teknologi. Kemenag akan menyebarluaskan implementasi KBC melalui platform pembelajaran daring MOOC PINTAR, pelatihan guru melalui program MAGIS, serta pembentukan tim pelatih dari berbagai direktorat.

Bagi Mujiburrahman, langkah itu merupakan sinyal kuat bahwa transformasi pendidikan tidak berhenti di konsep, tapi juga pada eksekusi yang sistemik dan melibatkan banyak pihak. 

“Inovasi ini tak hanya harus dirayakan, tapi juga dikawal. Ini tugas kita bersama kampus, guru, dan masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mendorong agar para pengelola madrasah dan lembaga pendidikan Islam di Aceh bisa segera merespons kebijakan ini secara progresif.

“Kita punya tanggung jawab moral. Aceh sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, seharusnya menjadi pelopor dalam mengimplementasikan KBC ini dengan sungguh-sungguh,” tambahnya.

Prof Mujib, lebih jauh menjelaskan kurikulum ini punya tarikan yang jauh ke depan. Ia percaya bahwa KBC akan memainkan peran penting dalam membentuk generasi unggul menuju visi Indonesia Emas 2045.

“Bayangkan generasi muda kita yang sejak dini dilatih berpikir dan bertindak dengan cinta. Mereka bukan hanya akan sukses secara akademik, tapi juga akan menjadi agen perdamaian, pembela keadilan, dan penjaga bumi,” katanya.

Di tengah tantangan intoleransi, krisis lingkungan, dan keretakan sosial, pendidikan berbasis cinta, menurut Prof Mujib, adalah jawabannya.

“Kita sedang membangun peradaban. Dan cinta adalah fondasinya," pungkasnya. Hasil akhir terealisasi harmonisasi antara Tuhan, Manusia dan Alam dlm bingkai rahmatan lil alamin.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI