Langkah Pertama Pertamina Pasca Ambil Alih Blok Rokan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kontrak bagi hasil produksiminyak dan gas bumi (Production Sharing Contract/ PSC) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, Riau dalam dua pekan ke depan akan berakhir, tepatnya pada 8 Agustus 2021 mendatang.
Nantinya pada 9 Agustus 2021 PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan mengambil alih Blok Rokan ini.
Lalu, apa yang akan dilakukan pertama kali oleh Pertamina pasca ambil alih pengelolaan Blok Rokan ini?
Direktur Utama Pertamina Rokan Hulu (PHR) Jaffee Arizona Suardin mengatakan, setelah transisi, PHR akan masif melakukan pengeboran sumur. Dia menjelaskan, dari Agustus hingga Desember 2021, tinggal sekitar 145 hari, sehingga pengeboran akan dilakukan secara masif.
Dia mengatakan, pada proposal awal Pertamina akan melakukan pengeboran 44 sumur tahun ini, lalu meningkat menjadi 84 sumur. Namun terakhir, berdasarkan diskusi terbaru dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), target pengeboran bertambah menjadi 161 sumur hingga akhir tahun ini.
"Sekarang sudah siapkan resources untuk ngebor 161 sumur, jumlah sumur sangat banyak selama Agustus-Desember sampai 161 (sumur) asumsinya," paparnya dalam diskusi daring, Kamis (22/07/2021).
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya pun telah melakukan sejumlah persiapan, termasuk rig pengeboran.
"Persiapan kami lakukan, seperti persiapkan rig, kami siap dan bahkan material dan rig bisa digunakan sebelum tanggal 9 (Agustus) dan bisa bantu sumur-sumur yang dikerjakan existing operator," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengharapkan proses transisi ini bisa berjalan dengan lancar dan tanpa gangguan. Ditargetkan, produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan nantinya akan naik. Namun, angka pastinya baru akan disampaikan pada 9 Agustus setelah transisi.
"Jadi mungkin angka tepatnya bisa diskusi setelah tanggal 9, investasi yang sudah kami siapkan resources dari orang, material rig dan lain-lain, ngebor, drilling sampai 161 sumur sampai Desember," ujarnya.
Buyung, sapaan akrabnya, yakin jika produksi akan naik, pada 2021. Untuk itu, dibutuhkan 16-17 rig untuk rig pengeboran sumur pengembangan (development drilling rig).
"Belum workover, well services," imbuhnya.
SKK Migas mencatat produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan pada semester I 2021 ini rata-rata mencapai 160.646 barel per hari (bph) atau 97,4% dari target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 165.000 bph.
Pengeboran terus dilakukan menjelang transisi alih kelola ini agar produksi tidak anjlok. Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas mengatakan, dengan masifnya pengeboran saat ini, maka produksi minyak di Blok Rokan pada 2022 diperkirakan bisa naik menjadi 175.000-180.000 bph.
Dia mengatakan, setelah 9 Agustus PHR akan lebih masif lagi melakukan pengeboran. Minggu ini atau bulan ini menurutnya akan ada tambahan tiga rig pengeboran, sehingga produksi bisa dipastikan akan naik.
"Tahun depan produksi pasti akan naik, saat ini sedang bahas Pre Work Program & Budget (WP&B), belum WP&B, untuk kejar target di 2022, tapi diindikasikan naik kembali ke sekitar 175-180 ribu bph, bisa ke arah sana," paparnya dalam paparan kinerja hulu migas semester I, Jumat (16/07/2021).[CNBC Indonesia]