Lifting Migas Indonesia Anjlok 26%
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Produksi minyak RI memang terus melandai sejak 1997 dan semakin anjlok di bawah 1 juta barel per hari (bph) sejak 2010 hingga kini. Bahkan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, lifting minyak dalam satu dekade terakhir menunjukkan telah anjlok 25,8% menjadi 707 ribu barel per hari (bph) pada 2020 dari 954 ribu bph pada 2010.
Begitu pun dengan lifting gas, telah turun 25,9% menjadi 983 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) dari 1,328 juta BOEPD pada 2010.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (10/06/2021).
Isa mengatakan, tren penurunan lifting migas ini terutama dikarenakan masih mengandalkan sumur-sumur tua yang mengalami penurunan alamiah. Sementara khusus lifting gas penurunan menurutnya disebabkan karena penyerapan dari konsumen (end buyer) yang rendah.
"Lifting migas sejak 2010 kecenderungannya adalah menurun di mana lifting minyak pada 2019 746 ribu bph, 2020 707 ribu bph, dan 2021 kami berharap tidak lebih rendah dari 705 ribu bph, dan lifting gas pada 2019 1,057 juta BOEPD, 2020 983 ribu bph, dan 2021 kami harap meningkat lagi jadi 1,007 juta BOEPD," paparnya dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (10/06/2021).
Adapun realisasi lifting minyak periode April 2021 yakni mencapai 643 ribu bph atau 91,17% dari target APBN 2021 sebesar 705 ribu bph, bahkan lebih rendah dari lifting minyak pada April 2020 yang sebesar 735 ribu bph.
"Dalam year to date, realisasi lifting harian minyak periode Januari-April 2021 sebesar 668 ribu bph atau 94,73% dari target APBN 2021 sebesar 705 ribu bph," ujarnya.
Sementara untuk realisasi lifting gas pada April 2021 mencapai 964 ribu BOEPD atau 95,69% dari target APBN 2021 sebesar 1,007 juta BOEPD, dan bahkan lebih rendah dari realisasi lifting gas pada April 2020 yang mencapai 1,025 juta BOEPD.
Dalam year to date, realisasi lifting gas periode Januari-April 2021 mencapai 1,032 juta BOEPD atau 102,4% dari target APBN 1,007 juta BOEPD.
Dengan melihat kondisi lifting migas hingga saat ini, pemerintah menurutnya memperkirakan lifting minyak pada 2021 akan mencapai sekitar 682 ribu-705 ribu bph dan lifting gas 2021 diperkirakan mencapai 987 ribu-1,007 juta BOEPD.
Sementara untuk perkiraan 2022, lifting minyak diproyeksikan mencapai sekitar 686 ribu-726 ribu bph dan lifting gas 1,031 juta-1,103 juta BOEPD pada 2022.
"2022 kami berharap sesuai dengan komitmen kami dan Kementerian ESDM akan melakukan berbagai upaya untuk menaikkan sedikit lifting dengan rentang 686 ribu-726 ribu bph dan gas mudah-mudahan bisa terlampaui dan di 2022 kami asumsikan 1,031 juta-1,103 juta BOEPD," ujarnya.[CNBC Indonesia]