Menginspirasi Lewat Kata: Bedah Buku Penuh Makna di Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry
Font: Ukuran: - +
Suansana beda buku bersama peserta. Foto: net
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gema inspirasi mengepakkan sayapnya di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry lewat sebuah perhelatan intelektual yang menggugah, "Menulis Itu Menyembuhkan". Empat nama cemerlang, Maria Ulfa, Ida Fitria, Barmawi, dan Muchramati, berpadu dalam karya gemilang yang disuguhkan dalam buku tersebut.
Pada hari Selasa, 19 Maret 2024, ruang Teater Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry menjadi saksi ketika acara bedah buku dimulai pukul 09.00. Tidak sekadar memuja karya, namun acara ini menjadi ajang penghormatan bagi dosen dan mahasiswa yang merajut kata menjadi pesona yang menginspirasi.
Dua figur cemerlang dari jajaran dosen Fakultas Psikologi, Miftahul Jannah, serta pemimpin UPTD Rumah Singgah Anak Naggroe, Michael Octaviano, hadir sebagai pembedah yang memberi warna pada diskusi yang digelar. Octaviano dengan tulus mengungkapkan kesan mendalam yang membekas dari buku tersebut.
Ia menyoroti perjalanan UPTD Rumah Singgah Anak Naggroe, yang mampu bangkit dari reruntuhan usai menderita dampak memilukan Tsunami 2008. Baginya,"ikut terlibat dalam sebuah karya tulis adalah langkah besar yang tak terlupakan," ujarnya.
Lebih jauh, Octaviano tak bisa menyembunyikan perasaannya saat menjejaki setiap halaman buku tersebut. Setiap kisah yang terangkum mampu merobek hati, bahkan memunculkan hujan emosi yang tak terbendung. Pria tegar itu juga dengan lantang mengutuk kebiadaban yang merajalela, terutama terhadap anak-anak tak bersalah.
Sesi pembedahan yang penuh makna diiringi dengan diskusi yang meriah, di mana penulis dan mahasiswa Program Kuliah Lapangan (PKL) Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry berbagi pengalaman dan wawasan. Sorotan tertuju pada kolaborasi produktif antara pembimbing internal dan eksternal mahasiswa PKL, menjadi bukti nyata harmoni dalam keberagaman.
Tak lupa, drama musikalisasi puisi menggugah jiwa yang disajikan oleh mahasiswa menjadi penutup yang meriah. Kerinduan akan karya yang mampu menyentuh hati, melahirkan simpati, dan menginspirasi mewarnai momen penutup dengan air mata haru.
Momen bedah buku ini tidak hanya sebuah peristiwa sekilas, namun menjadi landasan inspiratif bagi mahasiswa dan dosen untuk terus menghasilkan karya-karya bermakna yang menyentuh relung-relung jiwa masyarakat.