kip lhok
Beranda / Berita / Orang Gila Tidak Perlu Visi dan Misi Capres

Orang Gila Tidak Perlu Visi dan Misi Capres

Selasa, 08 Januari 2019 06:19 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM |Banda Aceh - "Orang gila tidak perlu ada misi dan visi Capres dan Cawapres. Mereka diberikan hak memilih, namun mereka tidak peduli apakah ada visi dan misi. Namanya orang gila, mana mau tahu dia". 

Kalimat itu dilontarkan Rustam Effendi, Dosen fakultas Ekonomi Unsyiah. Rustam mengangkat thema orang gila yang diberikan hak oleh KPU untuk memilih dan persoalan tidak adanya visi dan misi Capres/Cawapres.

Dosen fakultas ekonomi ini mempersoalkan masalah orang gila dan tidak adanya kewajiban Capres dan Cawapres dalam menyampaikan visi dan misi. Rustam Effendi menulisnya di jendela FB ,Senin (7/1/2018).

Ide pemikiran Rustam Effendi dituangkanya sehubungan dengan respon miris peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, terhadap kebijakan KPU (Komisi Pemilihan Umum) terkait dengan Pilpres 2019 mendatang.

Dalam akunnya Rustam mempertegas soal sikapnya yang belum mengalami sakit jiwa. "Saya tak mau ikut campur soal masuknya orang gila sebagai calon pemilih. Saya bukan ahli psikologi. Bukan pula ahli neurologi. Apalagi, (maaf) belum pernah mengalami sakit jiwa (gila), " tulis Rustam.

Rustam tidak mau memvonis, apakah saat orang gila memilih dalam kotak suara nanti dia tahu dengan kertas suara yang ada di hadapannya. Tak boleh berasumsi atau berpersepsi terlalu melebar. Takut salah. Takut juga dianggap ikut-ikutan gila. Apalagi jika yang menilai itu, memang tidak gila, atau belum pernah merasakan gila.

Menurut Rustam yang menganjal batinnya, bukan persoalan orang gila. Namun tidak ada kewajiban Capres dan Cawapres untuk menyampaikan visi-misi mereka di depan publik. Ini memang kurang logis. Apalagi jika dikaitkan dengan substansi daripada visi yang dimaknai sebagai "what do we want to have". Kondisi ideal yang kita dambakan untuk dimiliki". Visi adalah sasaran agung. sesuatu yang amat mulia untuk dicapai atau diwujudkan.

"Bagaimana calon pemilih dalam Pilpres 2019, bisa paham kondisi ideal masa depan yang ingin diwujudkan, termasuk misi-misi yang akan diimplementasi, jika paparan penyampaian visi-misi itu ditiadakan oleh penyelenggara Pemilu?," tanya Dosen ini.

Tim pengusung Capres dan Cawapres harus mampu memberikan penjelasan dengan jelas, jika ada pihak yang ingin mengetahuinya lebih dalam tentang kondisi ideal yang ingin diwujudkan. langkah-langkah apa menuju kondisi yang ingin diwujudkan itu? Termasuk strategi, kebijakan, dan program-program unggulannya.

 " Mungkin bagi mereka calon pemilih yang terdiri atas "orang-orang gila" , perkara ini tidaklah penting. Tapi, bagi calon pemilih yang sehat, rasional, bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, paparan visi-misi dari para Capres menjadi sesuatu yang teramat penting dan strategis," kata Rustam. (Baga) 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda