Pebisnis Makin Meringis, Kadin Minta Sederet Insentif
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai dunia usaha terus mengalami tekanan berat usai adanya perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang kembali diperpanjang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga 2 Agustus.
Meski ada kelonggaran bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti warung dan jajanan kaki lima untuk beraktivitas kembali, namun cashflow atau arus kas dunia usaha sudah mengalami kesulitan.
Sebab itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid meminta pemerintah bisa meringankan beban dunia usaha melalui insentif yang tepat sasaran. Jika tidak, ada kekhawatiran dunia usaha bisa semakin terpukul dan kolaps.
"Cash flow keadaannya sangat berat, karena bicara cash flow harusnya semua modal kerja jalan terus, tapi yang terjadi sekarang ngga jalan, jadi susah. Sebagai Kadin kita menyuarakan ke pemerintah gimana membantu cash flow," katanya dalam program Profit CNBC Indonesia, dikutip Selasa (27/7/21).
Permintaan itu muncul di tengah kesulitan pelaku usaha untuk bertahan hidup. Modal yang ada selama ini sudah habis akibat kondisi yang kian tidak menentu dari waktu ke waktu.
"Apa insentif yang diperlukan, bisa bantu meringankan misal listrik, cash flow yang ada harapannya bisa dibantu, misal pajak daerah, bantuan karyawan langsung ke karyawan, kemudian gimana insentif PPN, realisasi (subsidi) gas listrik apapun termasuk pajak daerah retribusi, ini akan membantu cash flow," sebut Arsjad.
Bantuan dalam bentuk insentif sebenarnya hanya untuk penahan sementara, sedangkan untuk bisa bertahan, maka situasinya harus lebih terkendali, utamanya dari sisi kesehatan. Karenanya, penanganan kesehatan menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional.
"Kami dukung apa yang diputuskan bapak Presiden, pemerintah dimana kita bisa selesaikan dulu kesehatan, karena itu kunci dari semua," jelas Bos Indika Energy itu.[CNBC Indonesia]