Pegawai BUMN Disebut Terlibat Bom Makassar, Staf Erick Thohir Membantah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian BUMN membantah terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Polri terkait aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar beberapa waktu lalu merupakan pegawai perusahaan pelat merah.
"Informasi yang kami dapat bahwa yang ditangkap itu bukan pegawai BUMN tapi pensiunan karyawan BUMN," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam keterangan kepada wartawan, Senin (19/4).
Meski demikian, Arya tak dapat memberikan keterangan lebih jauh terkait perusahaan yang sempat jadi tempat terduga teroris tersebut berkerja.
"Demikian hal yang dapat kami sampaikan," sambung Arya.
Sebelumnya, penangkapan terduga teroris terkait dengan pengeboman Gereja Katedral Makassar itu dibenarkan Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol E Zulfan. Zulfan mengatakan total pihaknya telah mengamankan 33 orang terkait dengan insiden bom tersebut.
"Benar, sudah 33 orang yang ditangkap guna pemeriksaan oleh penyidik Densus 88," ucapnya saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
Namun demikian, Zulfan tidak menjelaskan secara rinci terkait peran pegawai BUMN itu dalam insiden bom bunuh diri Makassar. Seperti diketahui, sepasang suami istri berinisial L dan YSF melakukan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar pada 28 Maret lalu.
Beberapa hari setelah insiden itu, Densus mengamankan tersangka berinisial W yang merupakan otak perakit bom.
Densus juga menangkap sejumlah rekan L dan YSF di kelompok tersebut. Beberapa orang itu diduga kuat memberi motivasi agar L dan YSF menjalankan aksinya. Selain itu, terdapat juga pihak yang ikut survei lokasi pengeboman.
Selain rangkaian operasi di Makassar, polisi juga menangkap sejumlah terduga teroris di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Puluhan terduga teroris yang telah ditangkap itu kini menjalani pemeriksaan intensif oleh tim Densus 88. Dari semua yang diamankan diketahui merupakan jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau JAD, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.[CNN Indonesia]