PPKM Masih Perlu Diperpanjang Lagi?
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut PPKM level 4, 3, dan 2 sudah semestinya diperpanjang. Namun, hal yang masih menjadi catatan adalah pelaksanaan pembatasan di lapangan.
Dicky menilai masih ada negosiasi dalam pemberlakuan indikator PPKM berlevel. Ia mewanti-wanti, kebiasaan negosiasi tersebut hanya akan menyulitkan Indonesia keluar dari masa krisis Corona.
"PPKM-nya dilanjut kan ada leveling sekarang, jadi berlanjut karena levelnya menurun, tapi harus dituntaskan atau dibereskan atau ditegaskan dulu performance indikatornya supaya nggak berubah-berubah supaya nggak ada negosiasi-negosiasi, kita kan terbiasa begitu tuh," ungkap Dicky saat dihubungi detikcom Senin (23/8/2021).
"Dulu PSBB, ada PSBB transisi, ada negosiasi, dan itu tidak bisa dalam situasi seperti ini. kita jangan membawa kebiasaan kita ya dalam bernegosiasi, karena ini masalah nyawa sebetulnya," sambung dia.
Dicky kemudian menyoroti catatan testing dalam beberapa pekan terakhir, semakin jauh dari target standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan angka positivity rate terus di atas 20 persen. Corona varian Delta terus mendominasi, dan Dicky memperkirakan ada lebih dari 50 ribu kasus tak terdeteksi setiap harinya.
"Kalau memang mau PPKM level 4 ya patuhi indikatornya, kalau memang layak ketiga sekarang layak tiga ya, indikatornya jangan misalnya di sisi lain 100 persen, di sini 50, jadi ga koheren, ga sinergi, harus sama," tegas dia.
"Banyak kasus yang tidak terdeteksi bahkan sehari itu setidaknya 50 ribu kasus tidak terdeteksi, setidaknya, itu minimal banget, 50 ribu kasusnya bahkan lebih tidak terdeteksi," bebernya.
Bukan tidak mungkin, jika varian baru Corona terus menyebar seperti varian Delta, muncul potensi varian baru lainnya yang sangat berbahaya. Di sisi lain, ia mengingatkan Indonesia masih akan menghadapi puncak atau serangan kasus akibat varian Delta.
"Penyebaran dari delta variant ini dimana-mana dan akan menimbulkan lonjakan-lonjakan lain selain potensi menghadirkan adanya varian baru yang lebih super," jelas Dicky.
Dicky kembali mengingatkan jika PPKM hanya memperlambat penyebaran. Tidak bisa menghentikan kasus Corona karena jumlah testing masih minim, dan tidak menggambarkan wabah sebenarnya.
"Jadi ingat PPKM ini hanya juga memperlambat penyebaran virus, belum bisa dia menghentikan karena tidak berhasil menemukan kasus-kasus yang banyak itu," kata dia.
"Kalau bisa menghentikan ya setidaknya 80 persen paling sedikit ditemukan itupun bukan menghentikan, tetapi potensi kita untuk wabah lebih terkendali," pungkasnya.[Detik]