Prof Apridar: Herbal Medis Berpotensi Besar di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Prof. Dr. Apridar, SE., MSi. [Foto: for Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh, melalui kolaborasi antara akademisi, peneliti, dan praktisi kesehatan, telah mengambil inisiatif penting dalam mendukung pengembangan produk herbal medis sebagai langkah inovatif dalam meningkatkan kesehatan dan ekonomi masyarakat Aceh.
Merespon kebutuhan herbal medis, pandangan Prof. Dr. Apridar, S.E., M. Si selaku Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Universitas Syiah Kuala (USK), penggunaan herbal sebagai alternatif pengobatan telah menjadi fenomena yang semakin berkembang.
Menurutnya, herbal medis memiliki potensi besar di Aceh karena wilayah ini kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk berbagai jenis tanaman obat tradisional yang telah digunakan oleh masyarakat Aceh selama berabad-abad.
Prof. Apridar menyoroti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para akademisi USK, seperti penelitian terhadap kurkumin oleh Prof. Rajuddin yang menunjukkan khasiatnya untuk fertilitas, serta penelitian terhadap ekstrak daun Chromolaena odorata oleh Doktoral Rusnaidi yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan.
"Ini merupakan contoh konkret bagaimana potensi herbal medis Aceh dapat dieksplorasi untuk manfaat kesehatan masyarakat," ujar Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan USK ini.
Selain manfaat kesehatan, pengembangan herbal medis juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Berbicara perihal itu, Prof. Apridar menjelaskan dengan memanfaatkan keanekaragaman tanaman obat tradisional Aceh, produksi, pengolahan, dan perdagangan herbal medis dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.
Lebih lanjut Prof. Apridar, potensi herbal medis di Aceh juga dapat menjadi daya tarik pariwisata, dengan wisatawan tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang tanaman obat tradisional dan mengikuti tur ke lokasi-lokasi terkait.
"Dalam upaya mengembangkan pusat herbal medis, USK menekankan pentingnya pembentukan pusat perawatan kesehatan holistik yang menawarkan terapi herbal serta program pendidikan dan pelatihan tentang penggunaan tanaman obat tradisional," jelasnya.
Terpenting menurut Prof. Apridar dengan melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, industri farmasi, dan masyarakat lokal, diharapkan pengembangan herbal medis di Aceh dapat menjadi lebih berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Sebagai kampus terbaik di Aceh, Prof. Apridar menegaskan USK berkomitmen untuk menjadi pusat herbal medis dengan memastikan infrastruktur dan fasilitas yang memadai serta menyiapkan tenaga kerja yang terlatih dalam pengembangan herbal medis. Dengan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, diharapkan USK dapat menjadi pelopor dalam mendukung kesehatan masyarakat melalui penggunaan herbal yang alami.
"Ini adalah sebuah langkah inovatif yang menjanjikan bagi pengembangan kesehatan dan ekonomi masyarakat Aceh, serta membuka peluang bagi kolaborasi yang lebih luas dalam pengembangan produk-produk herbal medis," tutupnya.